Area dewasa mohon bijak dalam membaca. Bunga, seorang gadis dan juga anak tunggal. Ayahnya meminta gadis itu untuk menikah dengan putra dari Sahabatnya dikarenakan hal ini merupakan wasiat dari sang Kakek Sang Kakek telah berjanji kepada sahabatnya untuk menikahkan anak mereka, dengan demikian mereka bisa berbesanan. Namun sayangnya, istri mereka melahirkan bayi laki-laki semua. Akhirnya mereka mengubah kesepakatan itu, cucu merekalah yang akan mereka jodohkan kelak. Karena rasa sayang kepada sang Ayah, Bunga pun setuju untuk memenuhi wasiat yang telah disampaikan tersebut. Gadis itu bersedia menikah dengan Alvaro. Setelah menikah dia baru mengetahui bahwa suaminya adalah CEO di tempatnya bekerja. Selama ini dia tak pernah mengetahui siapa CEO dari perusahaan tempatnya bekerja. Dia pun tak pernah mau tahu. Gadis itu bekerja di sebuah kantor cabang dari perusahaan besar. Setelah menikah, Bunga mendapatkan promosi ke kantor pusat. Disanalah mereka bertemu dan Bunga baru mengetahui, siapa suaminya itu. Alvaro yang menganggap pernikahan itu sakral pun mulai berusaha untuk mendekati Bunga dan mengambil hatinya. Bahkan Alvaro berusaha agar cepat mendapatkan keturunan, agar ia bisa mengikat Bunga untuk tetap bersama dengannya. Bisakah Alvaro mempertahankan cintanya untuk Bunga? Apakah Bunga akhirnya bisa mencintai Alvaro dengan sepenuh hati?
Lihat lebih banyakBunga dan Alvaro berpisah di depan pintu garasi. Bunga harus berangkat sendiri dengan mobilnya, sementara Alvaro juga berangkat sendiri dengan mengemudikan mobilnya sendiri. Alvaro memang harus menyetujui itu, sesuai dengan permintaan Bunga.Di jalan, mereka tentu saja beriring-iringan seperti kemarin. Bunga melihat mobil Alvaro selalu ada di belakangnya dari kaca spion. Itu juga terus membuat senyum kecil mengulas di bibirnya.Memikirkan Alvaro dan mimpi yang diceritakannya pada Bunga membuat perempuan itu sedikit penasaran. Siapa dan bagaimana Alvaro kehilangan orang tuanya. Rasanya Bunga tidak tega untuk terus bertanya pada Alvaro. Suaminya itu jelas sudah menghadapi mimpi buruk meski hanya bercerita sedikit. Bunga tidak mau mengulanginya lagi malam ini.“Sebaiknya aku tanya pada Papa saja, bukankah kakekku dulu adalah teman Kakek Bram?” gumam Bunga. Rasa penasaran membuat Bunga tidak bisa menanti. Dia langsung memasang headset nirkabel di telingan
Usai mandi pagi, Bunga masih menguap. Namun, dia memaksakan diri untuk turun ke bawah dan memasak untuk sarapan pagi. Alvaro masih ada di kamar tidur mereka, baru saja akan mandi, bergantian dengan Bunga.Semalam, setelah Alvaro terbangun karena mimpi buruknya, Bunga tak lepas-lepas memandang wajah suaminya itu. Walaupun semalam Alvaro sudah kembali tertidur, namun Bunga masih saja tidak bisa. Memandang wajah tampan Alvaro membuat Bunga menjadi sedih. Bunga merasa dia yang membangkitkan ingatan Alvaro pada ibu dan ayahnya.Bunga tahu persis tidak banyak bahan makanan di rumah itu. Dia hanya akan memasak omelet lagi dan beberapa buah sosis panggang. Mungkin sudah cukup sekedar mengganjal perut di pagi hari. “Sepertinya, setelah pulang kerja nanti, aku harus ke supermarket untuk berbelanja,” gumam Bunga.Bunga tahu, seluruh bahan persediaan makanan di dalam kulkas di mansion itu hanyalah makanan beku yang tidak terlalu sehat. Dia harus bisa membuat maka
Bunga menatap boneka Teddy bear yang duduk manis di tempat tidur. “Untukku?” tanyanya pada Alvaro. Sekejap setelah itu Bunga sadar pertanyaannya sangat konyol tentu saja untuk dia, tidak ada orang lain yang tinggal di mansion itu kecuali mereka berdua, apalagi di kamar itu. Terlebih, ada ucapan bertuliskan ‘Nyonya Al’. Sudah mungkin tak ada orang lain yang menikah dengan Alvaro selain dirinya.Pertanyaan yang terlanjur keluar dari mulut Bunga itu membuat Al tertawa kecil. Pada siapa lagi dia akan memberikan ucapan itu kalau bulan Bunga. “Tentu saja untukmu. Aku tidak pernah menjadi wanita lain sebagai nyonya di dunia ini kecuali dirimu, Bunga,” bisik Alvaro.“Ya, ya, aku tahu itu terdengar bodoh. Tapi, terimakasih, Al,” ujar Bunga. Bunga sedikit malu, tapi dia memajukan badannya, mendekat pada Alvaro dan memeluk lelaki itu. Jantung Alvaro terasa berdebar kencang ketika Bunga ada di dalam pelukannya.‘Damn, ternyata berpelukan dengan seorang perempuan
Pagar mansion otomatis terbuka ketika mobil Bunga sampai di depannya. Bunga memang membukanya menggunakan remote pagar yang diberikan Alvaro padanya pagi tadi. Di kaca spion, Bunga masih saja tidak melihat mobil Alvaro yang dari kantor tadi berada belakang mobil Bunga.Sedikit perasaan khawatir menyergap Bunga. Dia menarik nafas panjang. “Kemana dia? Setidaknya dia bisa mengatakan padaku kalau dia memang ingin mampir di suatu tempat,” gerutu Bunga.Bunga kemudian mengemudikan mobilnya masuk ke halaman dan parkir di garasi. Dia sekali lagi menatap pintu gerbang yang masih terbuka. Masih belum ada tanda-tanda kalau mobil Alvaro datang.‘Lebih baik aku masuk saja terlebih dulu,’ batin Bunga. Bunga kemudian membuka kunci pintu mansion dan masuk ke dalam. Rumah itu terasa terlalu besar untuknya kalau dia sedang seorang diri seperti itu.“Semoga saja Al tidak berlama-lama,” gumam Bunga. Bunga langsung masuk ke dalam kamar. Dia melepaskan semua pakaian kerjanya dan langsung mandi. Seharian b
Leo bercerita banyak mengenai Alvaro. Mulai dari awal pertemanan mereka, sampai dia bisa bekerja dengan Alvaro. Leo juga menceritakan pada Alvaro mengenai kehidupan Alvaro sebelum kehadiran Bunga.“Dia selalu sibuk dengan pekerjaan, dia sangat mandiri karena harus mengurus dirinya sendiri. Sejak kecil, dia sudah tinggal dengan kakeknya,” ujar Leo. Bunga mengangguk, kalau tentang itu, Bunga tentu sudah mengetahui.Leo menceritakan kalau Alvaro dulu pernah mengatakan pada Leo, betapa dia sebenarnya ingin merasakan kasih sayang orangtua yang lengkap.Hati Bunga terasa iba mendengarnya. Dia teringat Alvaro yang kemarin datang ke rumah orangtuanya untuk sekedar berbicara santai di sore hari sepulang kerja. Sekarang Bunga paham, Alvaro membutuhkan kasih sayang keluarga.Mendadak Bunga langsung mengeluarkan telepon genggamnya. Dia membuka aplikasi pesan. Bunga langsung mengetikkan kata-kata di telepon genggamnya itu.[Hai, kau pasti belum m
Bunga masih terpaku, duduk di kursi kerjanya. Leo sesekali menatapnya. Perasaannya kasihan pada perempuan itu.Leo tahu persis bagaimana Alvaro ketika dia bekerja. Dia juga tahu kalau Alvaro dingin dan kelihatan angkuh di mata para bawahan, juga karyawannya. Leo mengerti kalau Bunga pasti tak menyangka akan menemui semua itu.Di setengah hari pertama bekerja di kantor baru saja, Bunga sudah berulang kali mendapatkan perintah bernada tinggi. Entah berapa kali dia panik dari tadi pagi.“Hey, ini sudah jam makan siang. Apa kau tidak mau makan siang?” tanya Leo. Dia melihat Bunga yang masih saja sibuk dengan komputer di hadapannya.Bunga mengangkat wajahnya. Mata coklat terangnya yang bulat menatap Leo. “Aku masih mempelajari sistem file yang kau berikan tadi, mencoba memahaminya,” jawab Bunga.“Kau bisa mengerjakan itu nanti, pergilah makan siang lebih dulu,” ulang Leo sekali lagi.Bunga menatap nanar memandang pintu ruang CEO. Suaminya itu masih saja di dalam ruang kerjanya. Sebenarnya
“Cepat!” seru Alvaro sekali lagi. Itu sudah untuk yang ketiga kalinya. Dia berdiri di antara meja kerja Leo dan meja kerja Bunga.Pasal dari kekesalannya sekarang adalah salinan dokumen kontrak kerjasama antara perusahaannya dengan perusahaan mitra kerjasama. Bunga meringis, dia belum bisa memahami tugas sekretaris secara keseluruhan. Kalau Alvaro menuntutnya untuk bekerja dengan kecepatan super, maka Bunga pasti kelimpungan.“Biar aku saja yang membantu, kalau kau butuh cepat,” ujar Leo yang mendadak kasihan melihat Bunga yang tampak bekerja dengan tegang.“Apa itu bagian dari tugasmu?” tanya Alvaro dengan wajah dingin pada Leo. Lelaki itu terpaksa kembali surut. Dia hanya kasihan pada Bunga. Kalau urusan bagian tugas, memang yang diminta Alvaro tersebut sekarang sudah menjadi bagian dari pekerjaan Bunga.Bunga hanya melirik pada Alvaro di sela-sela merapikan dan mencetak file yang diminta oleh Alvaro.“Tidak usah melirik, kau bisa bekerja lebih lama kalau melirik seperti itu terus.”
Bunga sedikit gontai ketika berjalan keluar ruang kerja Alvaro, ruang kerja CEO yang ternyata adalah suaminya sendiri. Dia menjatuhkan tubuh di kursi yang terdapat di depan meja kerjanya. Bunga memandang semua yang ada di meja itu, komputer, alat tulis, juga tas miliknya sendiri.‘Astaga, rasanya benar-benar tidak karuan,’ pikir Bunga. Bunga meraih tas yang masih ada di atas meja kemudian memasukkan ke dalam rak di samping meja kerjanya.Sejak Bunga keluar dari kantor CEO, Leo sudah memperhatikan gerak gerik Bunga. Ketika Bunga duduk, Leo lebih memperhatikan wajahnya. Leo membaca dari raut wajahnya kalau Bunga tampak tidak bersemangat.Bunga baru menyadari kalau Leo sedang menatap pada dirinya. “Jadi kau sudah tahu sejak tadi?” tanya Bunga lirih.Leo tampak segan menjawab pertanyaan itu. Dia merasa sedikit tak nyaman sudah menutupi kenyataan dari Bunga sebelumnya.“Maafkan aku, kau tahu sendiri, bos besar harus di-“KLEK!Pintu ruang CEO terbuka. Alvaro berdiri di depan pintu itu. “Le
Mata Bunga terbelalak. “Al?” ujarnya ragu-ragu. Dia segera masuk dan menutup pintu ruang kerja CEO. Ruang kerja dari bos barunya, sepanjang pengetahuan Bunga tadi.“Apa maksudnya semua ini?” tanya Bunga lagi. Dia tak percaya dengan semua yang dilihatnya di depan mata.“Leo, kau bisa tinggalkan kami sekarang,” perintah Alvaro pada Leo. Leo mengukir senyum kecil kemudian menunduk hormat dan berjalan menuju pintu.Bunga hanya bisa memandang semua perilaku Leo terhadap Alvaro , dan Alvaro pada Leo. Jelas sekali kalau Leo memang sudah mengenal Alvaro dengan baik.“Jelaskan padaku, Al,” desak Bunga. Penasarannya tidak bisa ditahan. Ada sedikit perasaan sedang dipermainkan dalam diri Bunga.Alvaro membaca gelagat tak suka dari Bunga. Dia mempersiapkan kata-kata untuk meredakan kekesalan Bunga yang mulai tampak di wajahnya. Wajah manis itu mulai mengerut menatap Alvaro .“Sabar, jangan marah dulu. Aku ingin kau bekerja disini,” ucap Alvaro mengakui. Sejujurnya saja, Alvaro tidak mempers
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.