“Kendrick, kau tahu? Kau ini benar-benar gila!” Gadis itu memukulkan bantal pada paha Kendrick. Bukannya menangkis, dia malah terdiam menikmati pukulan itu.“Tadi jantungku hampir berhenti gara-gara tingkahmu yang tak berguna itu!” Lily kemudian memukulkan bantal pada tubuh Kendrick bagian kiri. Kendrick sedikit menangkisnya, namun matanya terus memandang takjub wajah gadis itu. “Dan apakah kau tahu, Lily? Kamu bahkan semakin cantik saat marah,” ucap pria itu tiba-tiba. Dia tersenyum kagumnya, tatapannya semakin berbinar-binar. Bukannya senang, gadis itu semakin menatap tajam. Tangannya bergerak menggenggam bantal, memukulkannya ke bagian kanan tubuh Kendrick. Tangan kiri pria itu hanya bergerak melindungi wajahnya. Senyumnya sekarang tampak kecut, tentu saja Lily senang dengan hal itu.“Kenapa? Ingin dipukul lagi, hm?” ucap gadis itu dengan mengangkat bantal, bersiap untuk memukulnya lagi.Kendrick menundukkan wajah, sudut bibirnya juga ikut turun hingga rautnya tampak suram.
Baca selengkapnya