Gadis Lugu Tawanan sang Mafia

Gadis Lugu Tawanan sang Mafia

Oleh:  Gabrilia Viola  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
22Bab
538Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Luka dibayar dengan luka. Lily Harperwood, seorang gadis lugu yang tiba-tiba menjadi tawanan seorang mafia kejam. Semua itu karena kesalahan ibu tirinya yang telah membunuh ibu dari sang mafia. Dialah Kendrick Bahesmana, seorang CEO sekaligus mafia yang terkenal tak punya belas kasihan pada musuh-musuhnya. Kendrick yang masih tak puas setelah membunuh ibu tiri Lily, kemudian menahan gadis itu dengan penjagaan ketat di rumahnya. Seiring berjalannya waktu, kepolosan dan keluguan Lily berhasil meluluhkan hati Kendrick yang keras. Namun, ketika satu per satu rahasia masa lalu mulai terkuak, akankah keduanya bertahan? Mampukah Lily dan Kendrick menghadapinya masa depan yang penuh dengan intrik dan pengkhianatan?

Lihat lebih banyak
Gadis Lugu Tawanan sang Mafia Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
22 Bab
1. Tembakan
Langkah demi langkah telah ditempuh hingga hampir berada di tengah-tengah hutan. Embun-embun pagi menutupi pepohonan, udara terasa sangat dingin sehingga membuat gadis berambut merah jahe itu mengigil. Gadis cantik itu bernama Lily Harperwood. “Ibu. Ini dingin sekali.” “Bertahanlah sebentar. Kita akan mati jika berhenti di sini,” balas Rosby Harperwood, Ibu tiri gadis itu. Sekarang wanita itu berwajah sangat muram. Lily menghela nafas berat, dia merasakan semakin lama kakinya semakin sakit karena terus dipaksakan melangkah. Gadis itu bahkan tak menemukan apa pun yang ibu tirinya takuti. Dia tak bisa memahami wanita tua itu. Dia pun mulai memikirkan sesuatu yang mungkin akan menambah pendapatannya. “Bu, apakah kau masih menyimpan uangku?” “Masih. Memangnya kenapa?” tanya Rosby dengan membentak. Gadis itu terlalu banyak bertanya sepanjang perjalanan. “Aku akan ambil uangku lima juta untuk menanam cabai di kebun. Aku dengar-dengar banyak yang mengatakan jika beberapa bulan lagi har
Baca selengkapnya
2. Alasan Kendrick
“Tuan! Tolong jangan lakukan itu. Aku tidak punya salah apa pun,” mohon gadis itu tanpa menolehnya. Tuan Kendrick tersenyum tipis. “Akan melakukan apa, hm?” “Tangannya,” ucap gadis itu dengan air mata yang menetes. Kali ini dia menatapnya. Sudut bibir Kendrick terangkat tipis. “Oh, maaf,” ucapnya melepaskan pundak gadis itu. Kendrick menghela nafas. Tiba-tiba dia teringat dengan masa-masa indah bersama wanita yang paling dicintainya, Marry Jasmine Bahesmana. Dia adalah ibu pria itu sekaligus dunianya. “Siapa namamu?” “Li-Lily,” jawab gadis itu malu-malu. Kendrick menatap padanya. Sehingga kedua mata saling bertemu. “Nama yang cantik,” puji Kendrick dengan lembut. Dia mengalihkan pandangannya lagi ke depan. Senyumnya mengembang. Lagi-lagi, dia mengingat momentum indah itu. “Lily. Bagaimana perasaanmu ketika ibumu dibunuh secara sadis di depan matamu?” Air mata gadis itu mulai menetes. Dia gemetar saat mengingat kejadian sadis itu. Dengusannya mulai terdengar, tangisan sekara
Baca selengkapnya
3. DiBawa Paksa Ke Rumah Utama
Perlahan mata Lily terbuka. Entah mengapa tatapannya buram, gadis itu menggosok matanya. Dia kemudian membukanya perlahan.Gadis itu menatap ke seluruh penjuru kamar, dia sangat bingung. Lily tak mengingat apa pun yang terjadi. Dia tak mengerti mengapa dia bisa berada di kamar ini.Kamar yang mewah nan megah. Lily tak pernah melihat kamar sebesar ini kecuali di televisi. Desain kamar itu sangat modern dengan bernuansa alam, putih dan coklat kayu.Lily menyentuh kepalanya. Rasanya kepala seperti berdenyut-denyut. Sekujur tubuhnya juga terasa sakit semua.“Apa yang telah terjadi?”Derap kaki seseorang mulai terdengar. Lily kembali ketakutan, dengan cepat dia menutup tubuhnya dengan selimut. Semakin lama suara itu semakin mendekat.Sorot matanya terus menatap ke arah pintu. Sekarang tubuh gadis itu bergetar. Namun, dia juga seperti tak bisa menggerakkan tubuhnya.Benar saja, yang datang adalah Tuan Kendrick. Dia memegang jas hitamnya di lengan kiri. Dasinya tampak berantakan, deng
Baca selengkapnya
4. Sebuah Ancaman
“Sudah siap!”Aroma masakannya tercium sangat kuat. Lily sampai menelan ludah, saat Kendrick membawa makanannya di depan Lily. Tumis daging iris bumbu kecap dengan beberapa sayuran kukus membuatnya tak sabar ingin makan.Gadis itu tersenyum menatap makanannya, dia lalu menatap Kendrick dengan sangat senang. Kendrick memberikan sepiring nasi pada gadis itu. “Terima kasih, Tuan.”Kendrick menatapnya lembut dengan sedikit senyuman. Dia suka melihat gadis itu tersenyum. Rasanya tak sampai hati jika dia menyakiti gadis polos yang tak tahu apa pun itu.Gadis itu makan sangat lahap. Tampaknya dia sangat menyukai sayuran hijau.“Bagaimana?”“Ini makanan terenak yang pernah ada!” ucap Lily dengan mulut terisi.Kendrick hanya tersenyum. Dia mencicipi makanannya sendiri. Rasanya memang enak, tapi tidak terlalu spesial bagi dia.“Lebih enak dari pada masakan Rosby?”Gadis itu langsung terdiam dengan wajah muram. Dia langsung teringat kejadian memilukan itu.“Dia tak bisa memasak.”“A
Baca selengkapnya
5. Peta yang Aneh
Melangkah dengan terus memerhatikan peta. Kendrick masih sangat bingung dengan peta itu. Entahlah, dia benar-benar tidak tahu di mana tempat itu berada meskipun dia sering berkeliling ke semua tempat di negaranya dan dia juga telah mengunjungi semua negara.Dia masuk ke kamar Lily. Gadis itu sedikit terkejut atas kedatangan Kendrick. Pria itu menuju ranjang, duduk di samping Lily.Perhatian Kendrick terus tertuju pada peta itu. Wajahnya tampak resah serta muram. Itu membuat Lily penasaran dengan apa yang Tuan Kendrick lihat.Dia mendekat dengan perlahan. Gadis itu berusaha mencuri pandang pada petanya.“Apa itu?” gumam Lily penasaran karena pandangannya tak jelas.Kendrick tiba-tiba menoleh padanya. Secepat kilat gadis itu mengalihkan pandangan. Saat itu jantung Lily berdebar-debar.“Kau Penasaran?”Lily hanya menggeleng. Dia tak berani menatap Kendrick.“Mendekatlah. Aku ingin tanya sesuatu.”Barulah Lily berani menatap. Tatapan mata gadis itu terlihat polos dan lugu, apalag
Baca selengkapnya
6. Teringat Masa Lalu
Duduk bersama di depan dapur, Lily dan Liza tak sabar menantikan gurami bumbu asam manis buatan Bibi Sartika.Di samping itu, Liza menoleh pada Lily dengan tangan kanannya yang menopang kepala. Dia menatapnya dengan pikiran yang bertanya-tanya. “Hei.”“Padahal kamu suka makan, kok gak gendut-gendut, sih?” tanya Liza yang sebenarnya iri. Berat badan gadis itu memang mudah naik.“Udah gen DNA. Kenapa? Kau Iri?” balas Lily dengan raut menyebalkannya. Tapi dia juga bermaksud bercanda.“Idih!” cela Liza memutarkan matanya ke samping. Dia mengalihkan pandangan, menurunkan tangan kanannya dan kembali menopang kepala dengan tangan kiri.“Aku hanya becanda, Liza,” bujuk Lily tertawa ringan padanya. Liza tak memedulikannya, tapi sebenarnya dia tersenyum.Gurami itu pun sudah siap. Bibi Sartika membawakannya ke atas meja. Kedua gadis itu langsung berebutan mengambil dagingnya, mereka memang sama-sama suka ikan tawar. Sampai akhirnya bagian itu dagingnya habis, Bibi Sartika pun membalik g
Baca selengkapnya
7. Bertemu Mantan Kendrick
“Tuan, kau menungguku?” Saat itu Kendrick membakar rokoknya, tatapannya tajam pada Lily. Pria itu tak menjawab pertanyaannya, tiba-tiba dia beranjak. Pria itu masuk ke dalam mobil. Lily menghela nafas berat. Dia melangkah memasuki mobil, mengambil posisi duduk di samping Kendrick. “Kita akan ke mana?” Pria itu tak menjawab, dia tetap fokus pada setirnya. Lily lelah dengannya, gadis itu pun mengalihkan pandangannya ke luar jendela. “Kau marah karena aku tak menjawabmu?” Lily itu tak memedulikannya. Dia hanya menoleh sebentar, lalu mengabaikannya lagi. Pria itu melirik padanya. Dia tersenyum. Sebuah kafe out door yang berdampingan dengan laut lepas. Saat itu udaranya sejuk dan anginnya bertiup tak terlalu kencang. Kendrick sering berkunjung ke kafe ini karena menyukai pemandangannya. Duduk bersama sambil menikmati pemandangan laut, Kendrick melirik pada gadis yang masih marah itu. Wajahnya tetap murung, dia bahkan tak mau menoleh sedikit pun pada Kendrick. Padahal tadi Kendrick
Baca selengkapnya
8. Pemakaman Marry
Alarm berdering tepat di pukul 5 pagi. Mata Lily membuka perlahan, dia bangun dengan meregangkan otot-ototnya. Setelah mematikan alarm, gadis itu menggaruk-garuk kepala, saat itu dia masih setengah sadar. Matanya dalam kondisi terpejam. Lily membuka mata, dia pun dikejutkan oleh dua potong roti dan juga segelas susu di samping alarm itu. Itu adalah sandwich isi sayur selada, tomat, bawang bombai dan irisan daging sapi. Gadis itu mengambil satu potong roti dan susu itu. Dia tersenyum dengan perasaan heran. “Siapa yang meletakkannya di sini?” Lily melahap potongan roti itu hingga habis. Dia merasa seperti putri raja jika dilayani seperti itu. Gadis itu menginginkannya setiap hari. Setelah puas menghabiskan sandwich itu, dia meneguk susu hangatnya hingga habis. Dia menghela nafas lega. Tanpa sengaja dia juga bersendawa. “Ah. Aku makan lebih baik di sini daripada rumah sendiri.” Beranjak dari ranjangnya. Dia mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. “Andai saja dari dulu seperti
Baca selengkapnya
9. Bertemu Amber Kembali
“Hai.”Perhatian Lily dan Kendrick tertuju padanya wanita itu adalah Amber Waverly. Tampilannya cukup berbeda, dia tampak anggun dengan full make up dan juga gaun panjang berwarna merahnya.Tatapannya Kendrick bergerak dari ujung kaki sampai ujung rambut. Wanita itu sekarang memakai sandal hak tinggi yang juga berwarna merah. Padahal biasanya dia tak pernah berani memakainya.“Kenapa tampilanmu tiba-tiba berbeda?”Pertanyaan Kendrick itu membuat wajahnya tampak sedikit tak nyaman.“Eh ... aku tadi baru datang dari acara fashion show.”Wanita itu tersenyum setelahnya.“Kemari.”“Duduklah di dekat Lily.”Amber mengangguk pelan. Dia pun melangkah, duduk di dekat Lily. Amber tersenyum lembut pada gadis itu. Dengan senang hati, Lily juga tersenyum padanya.Saat Lily fokus pada bukunya kembali. Amber tetap menatap gadis itu. Wajah gadis itu memang sangat putih dan mulus, tak pernah Amber melihat kulit yang lebih indah daripada kulit Lily.“Sepertinya bisnismu sekarang semakin ber
Baca selengkapnya
10. Lizy Everly Hartberg
Gadis berambut merah jahe dan berkulit kuning kecokelatan. Wajahnya tampak begitu mirip dengan Lily. Itu membuat Lily yang penasaran mendekat dengan perlahan.Langkah Lily terhenti ketika melihat gadis itu menoleh pada seseorang dengan raut bahagia. Dia tiba-tiba berlari ke arah Amber Waverly, mereka pun langsung berpelukan. Dari cara mereka melepas rindu, mereka seperti orang yang tak bertemu bertahun-tahun. Mungkin gadis berambut jahe itu adalah sahabat Amber yang berpisah dengannya dari sekian lama.Lily hanya memerhatikan mereka dengan wajah heran. Ternyata gadis berambut jahe itu tak terlalu mirip dengannya jika dilihat dari depan. Dia memiliki hidung yang lurus, bibir yang tebal dan juga mata yang panjang namun tampak kecil. Lily sangat menyukai bentuk matanya.Gadis berambut merah jahe itu memerhatikan tubuh Amber, dia tampak begitu takjub. “Amber. Kamu sekarang sudah banyak berubah.” “Kamu semakin cantik dan semakin sukses.”Dengan senyum gembira, dia menjulurkan t
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status