All Chapters of Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali: Chapter 1781 - Chapter 1790

Violet membentak Charles tanpa ampun.William dan Gwen tanpa sadar menutup telinga mereka.Ini pertama kalinya William melihat Violet meledak, sementara Gwen mengerti.Hormon ibu hamil sangat tidak menentu.Saat dia hamil, dia lebih parah daripada Violet.Gwen melihat William diam-diam tertawa di sampingnya, lalu dia langsung menjewer telinga William sambil berkata, "Kamu jangan ketawa. Aku juga punya pertanyaan untukmu. Bisa-bisanya kamu beli begitu banyak barang. Kamu sudah bosan hidup, ya?"Gwen mengomel sambil menarik William ke kamar.Charles langsung menggendong Violet, membuat Violet terkejut."Sayang, kita kembali ke kamar, kamu bisa pelan-pelan menghukumku."Charles berbicara dengan suara rendah.Violet yang sedang hamil tak punya kekuatan untuk melawan.Setelah itu, mereka berdua kembali ke kamar.Di dalam kamar, Charles menurunkan Violet ke atas ranjang dengan hati-hati.Entah karena pengaruh kehamilan atau bukan, tapi Violet tampak jauh lebih memesona daripada sebelumnya."

Setelah Violet hamil, Nicholas mengundang Wilson datang.Di ruang tamu, Violet sedang duduk di sofa, sementara Charles di sebelahnya sedang melakukan stimulasi prenatal untuk bayi. Bahkan Ravi pun dipaksa duduk di kursi bayi. Ravi mengantuk sambil mendengarkan Charles bercerita.Saat melihat dokter yang dibawa Nicholas ternyata adalah Wilson, Violet terkejut. "Wilson?"Nicholas berkata, "Aku sengaja memanggil Wilson untuk menjagamu. Dia hanya akan bantu pemeriksaan dan semacamnya, jadi kami bisa lebih tenang.""Tapi ...."Violet menatap Wilson dan bertanya, "Apa kamu dokter spesialis kandungan?"Satu kalimat itu membuat Wilson canggung."Ya ... ya.""Tapi, bukankah kamu dokter bedah?""Hm? Ya ...."William berdeham sebelum berkata, "Aku bisa membantu, kok. Aku lagi belajar ilmu kandungan dan sudah cukup banyak yang kupelajari. Aku pasti bisa merawat kamu dan bayimu dengan baik. Tenang saja!""Kamu ... lagi belajar ilmu kandungan?""Ya!""Kamu sudah bisa?"Untuk menanggapi keraguan Viol

Pada hari Violet melahirkan, seluruh Kediaman Edris sibuk.Nicholas meminta tim profesional yang sudah disiapkan dari awal datang ke rumah untuk menjemput Violet ke rumah sakit pusat.Sepanjang jalan, Violet diperlakukan dan dilindungi seperti bayi berharga.Meskipun langkah sederhana ini telah dilatih berkali-kali ....Saat hari ini tiba, semua orang tetap gugup.Karena hari persalinan sudah ditentukan sejak dulu, Violet tetap terjaga sepanjang jalan. Setelah dia tiba di rumah sakit, dia hanya perlu mendengar arahan dokter.Violet menatap meja operasi di depannya, lalu dia perlahan-lahan memejamkan mata.Awalnya Violet masih bisa mendengar sedikit suara di luar, lalu karena dia sangat mengantuk, dia langsung tidur.Dia seakan-akan muncul di dalam mimpi yang indah itu lagi.Taman bunga Kediaman Edris terlihat sama seperti puluhan tahun yang lalu.Violet berjalan ke ayunan. Dia menggoyangkan ayunan, kemudian mendengar orang tuanya memanggilnya."Vio, cepat ke sini untuk menyapa Paman da

Tujuh tahun kemudian, di Kediaman Edris.Kehidupan pernikahan Violet dan Charles damai dan bahagia. Semua orang bertemu di Kediaman Edris sesekali untuk membicarakan persaingan bisnis dan beberapa urusan keluarga.Di aula depan, orang-orang dewasa sedang berdiskusi akan pergi ke pemakaman bersama untuk berziarah ke makam pada sore hari.Amara yang berusia tujuh tahun sedang berayun di taman belakang.Ravi yang berusia delapan tahun sedang mendorong ayunannya untuk Amara."Kak Ravi, Papi dan Mami bilang nanti sore akan membawa kita untuk bertemu dengan Paman Nathan. Menurutmu, Paman Nathan lebih suka melihat Amara pakai gaun hitam atau gaun merah?"Suara Amara terdengar menggemaskan.Ravi mendorong ayunan sambil menjawab, "Apa pun yang kamu pakai, dia nggak bisa lihat. Lebih baik kamu memakai yang warna hitam. Ibuku bilang kita harus pakai warna hitam ke makam.""Tapi, Paman Nathan bilang dia suka melihat Amara pakai gaun merah!""Paman Nathan sudah meninggal dunia. Orang yang sudah men

"Lupakan saja. Daripada kamu mengajarinya menggunakan pistol, lebih baik aku mengajarinya menggunakan pisau."Barry berjalan mendekat.Arianna memukul Barry, kemudian berkata dengan tegas, "Dia perempuan. Kalau kamu mau mengajar menggunakan pisau, ajar Ravi."Barry melirik William, lalu berkata, "Nggak mau.""Kenapa?! Apa anakku begitu buruk?"Gwen terlihat kesal.Arianna berkata, "Bukan karena anakmu buruk, tapi karena anakmu mempunyai ayah yang lebih hebat darinya, makanya dia nggak mau."Setelah mendengar apa yang dikatakan Arianna, William menjadi sedikit sombong."Cukup. Ayo masuk."Violet mengambil Amara dari pelukan Romeo.Romeo berkata, "Kalian pergilah. Kami akan menunggu kalian di sini.""Baik."Violet dan Charles memegang kedua tangan Amara sambil berjalan masuk ke pemakaman.Samson menggoyangkan ekornya sambil mengikuti Violet dan Charles.Amara menjenguk kakek dan neneknya terlebih dahulu, setelah itu moyang. Seperti tahun lalu, Amara bersujud kepada mereka. Kemudian, dia