Sore itu, rumah Kiara dipenuhi cahaya lembut matahari yang masuk dari jendela besar ruang tamu. Di sana, Yura duduk sambil memeluk bantal, matanya tampak bengkak. Rambut hitamnya yang panjang tergerai berantakan, seolah ia baru saja menghabiskan waktu panjang dengan air mata.Kiara, yang baru saja keluar dari dapur dengan membawa dua cangkir teh hangat, langsung mengerutkan kening. Ia meletakkan cangkir di meja, lalu mendekat.“Yura…” panggilnya lembut, duduk di samping sang putri angkat. “Matamu kenapa bengkak begitu? Kau menangis, ya?”Yura terkejut, buru-buru menunduk. Tangannya cepat-cepat mengusap sudut matanya, lalu tersenyum kikuk.“Eh? Oh… itu… aku habis nonton drama cinta, Mommy.”“Drama cinta?” Kiara menatapnya curiga.Yura mengangguk cepat, berusaha meyakinkan. “Iya, Dacin. Drama cinta itu loh, Mommy. Aduh, ceritanya sedih banget. Tokohnya ditinggal nikah sama orang yang dia cintai. Aku jadi kebawa perasaan… makanya nangis.”Mendengar itu, Kiara tak bisa menahan tawa kecil.
Terakhir Diperbarui : 2025-09-18 Baca selengkapnya