Setelah selesai makan malam, Michael menggandeng tangan Yura keluar restoran. Malam itu terasa begitu sempurna—udara sejuk, lampu-lampu taman berbentuk lentera bergelantungan di sepanjang jalan setapak, dan suara gemericik air mancur mengisi keheningan dengan damai.Mereka berjalan pelan, seolah waktu sengaja memperlambat lajunya.“Mas…” Suara Yura pelan, Hampir seperti bisikan. “Makasih, ya. Aku senang banget malam ini.” Semua luka yang dia rasakan seakan hilang begitu saja.Michael menoleh, menatapnya lembut. “Aku juga, sayang. Senyummu aja sudah lebih dari cukup buat aku bahagia.”Ingin sekali Michael mengatakan, betapa tidak nyamannya rasa rindu yang selama ini menyesakkan dadanya.Yura menunduk, jemarinya sibuk memainkan ujung dress yang ia kenakan. Hatinya berdebar, bahagia bercampur haru. Namun, di balik itu, ada bayangan yang tiba-tiba kembali menyelinap.Ingatan tentang suara seorang wanita di telepon Michael, dan foto profil yang pernah ia lihat. Senyum Yura perlahan memudar
Last Updated : 2025-09-23 Read more