Eliza duduk di sofa, mengenakan kemeja putih sederhana dan celana kain biru muda. Tatapannya lembut, tapi ada sesuatu yang tersimpan di balik senyumnya. Sesuatu yang ingin ia bicarakan sejak semalam. Tak lama, langkah kaki Noah terdengar menuruni tangga. Ia sudah siap dengan seragamnya, dasi sudah rapi, rambut hitamnya tersisir sempurna. Di pundaknya tergantung tas sekolah, sementara jam tangan digital di pergelangan kirinya berkilat ketika terkena cahaya matahari. “Morning, Mom,” sapa Noah dengan suara tenang. “Morning, sayang,” jawab Eliza sambil tersenyum. “Sini dulu, duduk sebentar.” Noah menatap ibunya sekilas, ada sesuatu di nada suara itu yang membuatnya tahu, ini bukan sekadar ajakan biasa. Dengan langkah pelan, ia menurunkan tasnya lalu duduk di samping Eliza. Eliza menatap wajah putranya beberapa detik, seolah sedang menimbang-nimbang kata. “Noah,” katanya akhirnya, “Mommy mau bicara sedikit. Tentang Anisa.” Noah mengangkat alisnya. “Anisa? Kenapa, Mom?” Eliza mena
Last Updated : 2025-10-08 Read more