Anak Kembar Empat si Presdir Dingin의 모든 챕터: 챕터 1681 - 챕터 1690

Dylan menunjukkan tatapan memelas. “Kamu izinkan aku masuk dulu, ya?”Camila ragu beberapa detik, lalu memiringkan tubuhnya.Dylan menahan rasa malu, segera berjalan ke dalam. Dia takut dirinya akan diusir oleh Camila. Jadi, dia langsung duduk di sofa. Tatapannya tertuju pada diri Camila. Dia berusaha untuk memelas Camila ….Camila merasa tidak nyaman. Hanya saja demi sopan santun, dia menuangkan air untuk Dylan, lalu duduk di seberangnya. Camila mengambil bantal untuk menutupi perutnya. “Aku ingin istirahat. Kamu singkat cerita saja.”Dylan menatap Camila dengan ekspresi menyalahkan diri sendiri. “Tadi sewaktu di bawah, sikapku nggak bagus. Aku sudah membuatmu marah. Aku minta maaf. Sebenarnya aku bukan marah sama kamu, tapi aku malah berkata kasar sama kamu. Maaf.”Camila terdiam membisu.Sikap Dylan sangat tulus. “Aku harus jelaskan masalah malam itu. Aku nggak merasa memalukan! Aku hanya ….”Dylan merasa tidak tenang. Ini pertama kalinya dia merasa wanita sulit untuk dibujuk. Dulu

Suasana di dalam ruangan tiba-tiba menjadi hening ....Dylan mengernyit dan memandang gelas di hadapannya dengan ekspresi suram. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sementara itu, Camila duduk di seberang Dylan dan menatapnya dengan bingung. Dylan membenci Shawn sepertinya karena salah paham bahwa dirinya sedang berpacaran dengan Shawn. Namun, meskipun Camila berpacaran dengan Shawn, apa hubungannya itu dengan Dylan? Dylan .... Ya Tuhan! Apa mungkin Dylan jatuh cinta padanya?Camila langsung terkejut dan membelalak setelah berpikir begitu. Jantungnya juga berdebar kencang. Setelah berusaha keras untuk menenangkan diri, dia baru menguji Dylan dengan bertanya, “Kamu nggak suka sama Shawn karena kami lagi pacaran?”Dylan pun terdiam. Setelah saling memandang untuk sejenak, Dylan terlebih dahulu memalingkan wajah dan menjawab, “Aku anggap kamu sebagai teman. Melihatmu yang melepaskan impianmu demi dia, aku merasa agak kecewa. Lagian, aku merasa dia nggak layak dampingi kamu. Anak it

Ketika Naomi tiba di kantor polisi, Dylan masih belum pergi. Di bangku panjang aula, hanya dia sendiri yang duduk dengan menyilangkan kaki. Wajahnya terluka, sedangkan ekspresinya terlihat sangat jelek.Shawn bersandar pada dinding yang jaraknya beberapa meter dari Dylan. Ekspresinya juga sama jeleknya.Begitu melihat Naomi, Shawn langsung menyapa, “Kak Naomi.”Dylan juga mengangkat kepala. Melihat yang datang bukanlah Camila, melainkan Naomi, dia merasa agak terkejut. Entah apa yang terpikirkannya, keningnya pun agak berkerut.Naomi melirik Dylan, lalu terlebih dahulu berjalan ke sisi Shawn dan bertanya, “Lukamu serius?”Shawn menggeleng. “Nggak. Hanya saja, kamu harus bantu aku tandatangani berkasnya dulu, baru aku boleh pergi.”“Oke.”Naomi mencari polisi untuk mengurus semua prosedur. Setelah itu, dia menyuruh Shawn untuk keluar terlebih dahulu. Sementara itu, dia berjalan ke sisi Dylan dan bertanya, “Kamu baik-baik saja?”Dylan balik bertanya dengan ekspresi suram, “Kenapa Camila

Naomi dan Caden berjalan ke dapur bersama. Setelah mencuci tangan, Caden pun mengenakan celemek dengan terampil.Berhubung Hayden sedang tidak bersama mereka, Naomi pun bertanya, “Ada apa sebenarnya dengan Hayden? Kok dia begitu hebat?”Caden menjawab, “Kakek Kedua sendiri yang mengajarkan keterampilan bela diri padanya. Dia tentu saja sangat hebat! Hanya saja, dia nggak pernah ikut pertandingan apa pun dulu. Makanya, kamu nggak tahu jelas kemampuannya.”Naomi berujar dengan serius, “Aku tahu Kakek Kedua jago bela diri, tapi aku nggak tahu Kakek Kedua sehebat itu!”Caden menyahut, “Nenek dan para kakek sebenarnya sangat hebat.”Naomi menghela napas panjang. “Benar juga. Dinilai dari keterampilan medis Nenek, aku bisa menebak bahwa mereka semua bukan orang biasa. Aku, Braden, Hayden, dan Jayden memang beruntung. Kami bukan hanya diselamatkan, juga diselamatkan oleh orang sehebat mereka!”Caden berkata dengan lembut, “Aku, Baby, dan Rayden juga beruntung. Kalau bukan karena kalian disela

Dylan berkata dengan tegas, seolah-olah takut pada Camila adalah sesuatu yang sangat patut dibanggakan. Dia melanjutkan, “Camila sangat pentingkan penampilan. Kalau bukan karena takut dia sedih melihat wajahmu yang hancur, aku pasti sudah hajar wajahmu habis-habisan!”“Camila, kamu juga sama saja! Lihat saja orang yang kamu cari! Kenapa kamu bersikeras cari seorang berondong yang nggak berguna? Apa bagusnya berondong? Memangnya mereka bisa diandalkan? Hari ini, mereka memang bermesraan denganmu. Besok, mereka pasti langsung mencampakkanmu!”“Apa akhir dari bucin? Aku sudah nasihati kamu, tapi kamu masih nggak mau dengar .... Cih! Memangnya aku mungkin celakai kamu? Aku nasihati kamu karena aku peduli padamu! Aku mana pernah peduli sama orang lain! Meski mereka mau dinasihati, aku juga nggak akan menasihati mereka!”...Ketika pelayan membawa masuk sup pereda mabuk, Dylan masih mengomel. Dia juga mengomel sambil menangis. Semua pelayan di Happy Bar adalah pengikut Dylan. Mereka tidak pe