All Chapters of Kultivator Inti Semesta: Chapter 1391 - Chapter 1400

“Hahaha, siapa orang yang ingin membawa generasi muda yang direkomendasikan kota-ku? Keberanian macam apa yang kalian miliki.” Namun, saat Jiang Zhenlie kesulitan mengambil keputusan, suara tawa dan penuh humoris terdengar. Tawa itu keluar dengan ringan, tanpa mengikuti suasana menegangkan yang menguasai seluruh area. Kemudian, seluruh orang langsung mengalihkan perhatian mereka ke arah suara itu. Tawa itu terdengar ringan, tidak mengikuti ketegangan yang menyelimuti medan perang, membuat banyak orang spontan mengerutkan kening karena merasa suara itu sangat tidak pada tempatnya. Suasana yang tadinya seperti busur tegang siap ditembak, mendadak terusik oleh suara yang tidak menyatu dengan atmosfer saat itu. Semua orang melihat, di kehampaan ada seorang lelaki tua, pendek, perut buncit, pantat lebar, rambut hanya tersisa beberapa lembar saja, berjalan dengan santai. Bahkan melihat caranya berjalan, orang-orang hampir ingin ketawa, karena bukan terlihat gagah seperti ucapannya, melai

“Aku yang merekomendasikan mu menjadi tentara, jika orang yang kamu hadapi hanya tentara musuh, aku tidak akan ikut campur tangan. Bahkan ketika kamu menghadapi putra mahkota Kultus Iblis, orang tua ini tidak berminat bergerak. Tetapi sekarang berbeda, orang yang datang semuanya monster tua dari Kultus Iblis, mereka benar-benar tidak tahu malu mengeroyok mu, jadi mana mungkin orang tua ini diam saja,” sahut Tuo Xun tanpa mengalihkan pandangannya. Dia masih menatap dua belas lelaki tua berjubah hitam yang tersisa. Tatapan matanya tampak malas, tetapi di balik kemalasan itu tersimpan tekanan halus yang membuat orang enggan menatap balik terlalu lama. Seolah mata itu bisa menembus kulit dan memperlihatkan seberapa kecil seseorang di hadapannya. “Cebol sialan, apa yang kamu lakukan terhadap tetua kami?” Lelaki tua berjubah hitam masih tidak percaya temannya sudah mati, apalagi mati begitu saja. Suaranya naik, namun nada tidak percaya lebih kuat ketimbang amarah, seolah-olah otaknya belu

Pasukan Alam Quemo merasa kebingungan untuk kembali. Alasannya sederhana, Penguasa Alam Quemo dan jajaran para petinggi mereka sudah mati. Walaupun mereka kembali, hanya satu yang menanti mereka, yaitu kematian. Jika ada yang menyerang Alam Quemo, mereka tidak akan bisa bertahan sedikitpun. Di barisan mereka, kebimbangan itu tampak jelas dari cara pasukan diam saling melirik tanpa kata. Mereka menyadari, semua jalur kembali yang tadinya terasa aman, sekarang hanya seperti jalan menuju eksekusi. Nama Alam Quemo sendiri tidak lagi terdengar sebagai perlindungan, tetapi hanya sebagai wilayah kosong tanpa perisai. Namun, melihat mereka pergi tanpa kepala, sekutu mereka tentu saja tidak membiarkan mereka begitu saja. Akhirnya seluruh pasukan Alam Quemo ikut bergabung dengan Kultus Iblis. Keputusan itu bukan karena kepercayaan, melainkan karena tidak ada pilihan lain. Bergabung dengan Kultus Iblis menjadi satu-satunya cara untuk tetap berada di bawah naungan kekuatan besar, meskipun di d

Situ Yu yang berdiri cukup jauh dari Xiao Tian langsung terbang, dia langsung mengambil cincin dewa yang diberikan Situ Ningxi kepada Xiao Tian. Gerakannya spontan dan lugas, seolah sejak awal cincin itu sudah ia anggap miliknya untuk disalurkan, bukan hadiah yang boleh berlama-lama menggantung di antara mereka. Setelah mengambil cincin dewa itu, dia menatap Situ Ningxi. “Tentu Agung, jadi selama ini kamu memperhatikan ku?” Sikapnya tidak menunjukkan rasa hormat kaku seperti kebanyakan junior, justru lebih seperti seseorang yang sedang menagih tanggung jawab dari orang yang seharusnya mengawasinya sejak lama. Situ Ningxi mengangguk. “Bagaimanapun aku harus memastikan keselamatan tuan muda,” jawab Situ Ningxi. Jawaban itu terdengar wajar, tetapi dari cara pandang orang-orang yang menyaksikan, mereka dapat menilai ada sedikit rasa bersalah yang tidak ia ucapkan. Situ Yu mendengus dingin. “Jika Tetua Agung terus mengawasi ku, apakah Tetua Agung tidak merasa malu memberikan tumpukan

Xiao Tian sedikit mengumpat dalam hati. “Orang tua ini benar-benar merepotkan, jika hanya lima puluh orang, kenapa dia menunjuk ratusan orang untuk dipilih. Dia bisa menunjuk lima puluh orang secara langsung. Jika seperti ini, akan menimbulkan kecemburuan bagi yang tidak aku tunjuk.” Xiao Tian benar-benar frustasi dengan keputusan Tuo Xun, padahal dia yakin, Tuo Xun memiliki mata lebih baik darinya. Bagaimanapun dia adalah Penguasa Dewa Sejati, bukan Kaisar Dewa Tertinggi sepertinya. Namun, dia juga mengerti, di balik kerepotan ini, Tuo Xun sekaligus melemparkan ujian kepemimpinan yang lebih berat baginya. Bukan hanya masalah kekuatan, tetapi bagaimana dia menghadapi pandangan semua orang yang merasa layak untuk dipilih. Shangguan Yueyu langsung maju, dia menangkupkan tangannya kepada Tuo Xun. “Penguasa, maafkan aku bicara tidak sopan. Aku bukan tidak menghargai Penguasa menunjuk ku, tetapi untuk kali ini, aku tidak bisa pergi. Apalagi harus satu kelompok dengannya.” Shangguan Yu