"Ayah kalo begitu Akira pulang dulu," pamit Akira. "Apa kamu tidak berniat untuk menginap di sini?" Akira menatap ayahnya bersalah. "Maaf, Akira belum memasak untuk Samudra, pria itu berulang kali Akira telepon juga tidak diangkat." Anton menghela napasnya. "Baiklah, hati-hati ya." Akira mengangguk, lalu memeluk ayahnya sebelum keluar. "Aji, Ara. Mbak pulang dulu ya," pamitnya pada kedua adiknya yang sedang berada di ruang tamu. Ara cemberut. "Masa Ala bobok sendili lagi." "Kan ada mas Aji," ujar Akira lembut. "Tapi janji, besok mbak Ila ke sini ya!" ujar Ara. Akira mengangguk. "Iya. Besok mbak ke sini." "Aji, jaga Ara ya,'' lanjut Akira mengusap kepala Aji. Aji tersenyum. "Iya mbak. Mbak hati-hati di jalan." Akira mengangguk. Sesampainya di apartemen, Akira melihat seluruh ruangan masih gelap. Apa Samudra belum kembali? Batinnya bertanya. Menyalakan lampu, Akira berjalan menuju kamarnya. Melirik jam di dinding, sekarang sudah sangat malam menunjukkan pukul
Terakhir Diperbarui : 2025-07-11 Baca selengkapnya