Semua Bab Pembalasan Tuan Muda Terkuat: Bab 2431 - Bab 2440

"Arthur Pendragon! Ilya Northpalace!" Mata Treant Waste membara karena marah. Ia menunjuk Ilya Northpalace dengan jari gemetar, suaranya menggelegar memecah keheningan. "Arthur Pendragon itu bajingan dari dunia kultivasi tingkat rendah, dan memang tidak punya kekuatan untuk melakukan hal seperti ini, tapi bagaimana dengan Keluarga Northpalace-mu?"Amarah dalam nadanya begitu pekat hingga membuat udara di sekitar bergetar. Para tetua lain ikut mendekat, membentuk setengah lingkaran yang mengepung Ilya Northpalace dan rombongannya."Saat itu, Sekte Golden Vajra dihancurkan oleh keluargamu!" Treant Waste melanjutkan dengan tubuh gemetar menahan emosi. "Jadi bagaimana mungkin kau tidak punya kemampuan untuk mengendalikan Paviliun Sky Guardian? Kau pasti yang meminta Arthur Pendragon melakukan ini!"Wajah Ilya Northpalace semakin pucat. Ia merasakan tekanan dari puluhan tatapan penuh kebencian yang tertuju padanya. Paman Simon melangkah maju, berusaha melindunginya, namun gelombang niat

Ryan menatap mayat-mayat yang berserakan di lantai dua puluh satu dengan perasaan campur aduk. Memang benar dia membunuh dengan tegas, tetapi dia tidak pernah berniat membantai begitu banyak orang sekaligus. Meski begitu, ratusan nyawa telah melayang di tempat ini—semuanya secara tidak langsung karena tindakannya. Perasaan tidak nyaman merayap di dadanya. "Muridku, kamu masih belum cukup kejam." Suara dingin Eliot Lane bergema dari dalam kasaya yang dikenakannya. "Mereka tidak datang ke sini untuk mati." Ryan mengerutkan kening mendengar nada gurunya. "Kamu hanya beruntung," lanjut Eliot Lane dengan tegas. "Jika kamu tidak membangkitkan tiga Buddha Emas, kamu akan menjadi orang yang terbaring mati di sini!" Kata-kata itu menohok. Ryan terdiam, menyadari kebenarannya. Dengan ratusan ahli Ranah God King mengincar nyawanya, bahkan jika Eliot Lane dan ketiga Buddha Emas bergabung dengannya, dia mungkin hanya akan nyaris lolos dengan nyawa. "Mereka ingin membunuhmu dan mengambil h

Suasana di sekitarnya berubah menjadi sunyi mencekam. Lebih dari dua ratus tetua dari Seratus Sekte menatap Ryan dengan kaget, tak mampu menyembunyikan keterkejutan di wajah mereka. Mereka semua tahu Arthur Pendragon kuat, tapi tidak sampai segini cepatnya mengalahkan ahli Ranah God King tingkat dua! "Seperti yang diharapkan," gumam seorang tetua dengan nada kagum bercampur takut, "Arthur Pendragon jauh lebih kuat dari sebelumnya setelah menerobos di reruntuhan." Keenan Law mengepalkan tinju erat-erat. Urat di pelipisnya menonjol menahan amarah dan frustrasi. "Bajingan ini! Kita tidak bisa membiarkannya meninggalkan tempat ini hidup-hidup." Ia menoleh pada para tetua lain dengan tatapan serius. "Namun, meskipun semua orang ingin balas dendam, kita harus bergantian menyerangnya agar tidak mencemarkan nama baik dan reputasi kita." Para tetua mengangguk setuju. Arthur Pendragon memang pantas mati, tetapi tidak sampai pada titik di mana semua tetua harus bertindak bersama-sama.

Beberapa saat yang lalu, Ryan merasakan seseorang meminta bantuannya—perasaan yang bahkan lebih kuat daripada sebelum ia memasuki reruntuhan Sekte Golden Vajra. Namun, ia tidak bisa sepenuhnya merasakan siapa orang itu. Dia perlu meluangkan waktu untuk mencari tahu identitas yang meminta bantuan tersebut.Karena itu, Ryan tidak punya waktu untuk disia-siakan oleh para tetua Seratus Sekte ini. Jika mereka bijaksana, ia akan mengalahkan mereka dan membiarkan mereka pergi dengan sesuatu untuk dilaporkan kepada atasan mereka. Namun, jika mereka serakah, maka ia harus membunuh semua orang yang menghalangi jalannya!"Bajingan kecil ini benar-benar menghancurkan artefak tingkat God King miliknya sendiri!" seru seorang tetua dengan nada tak percaya."Sepertinya dia juga menderita luka parah saat melakukannya," tambah yang lain sambil mengamati Ryan dengan cermat.Shrek Mark menyipitkan mata, otaknya berputar cepat menganalisis situasi. Ia berbisik pada para tetua di sekitarnya dengan nada

Pada saat ini, sekelompok tetua tidak menyadari perubahan yang terjadi pada Ryan. Mereka terlalu fokus meningkatkan kecepatan serangan mereka, berusaha memberikan pukulan yang menentukan dan fatal sebelum pemuda gila itu sempat meledakkan artefak lagi. Namun, Ryan sama sekali tidak mundur. Ia berdiri tegak dengan tenang, seolah sedang menunggu sesuatu yang istimewa. Tepat ketika kedua belah pihak akan bersentuhan, sudut mulut Ryan melengkung membentuk senyum berbahaya. "Ledakan Seribu Artefak!" Begitu teriakan itu bergema, lima puluh artefak tingkat God King dan ribuan Artefak Immortal terbang keluar dari kuburan pedangnya, mendarat tepat di tengah-tengah kelompok tetua yang menyerang. Cahaya-cahaya menyilaukan berkilau sejenak sebelum— BOOM! BOOM! BOOM! Ledakan dahsyat meletus secara bersamaan, mengguncang langit dan bumi! Tanah retak membentuk pola laba-laba raksasa. Pohon-pohon di radius ratusan meter tercabut dari akarnya. Gelombang kejut menyapu segala yang dilaluinya ta