Hari berikutnya.Rania keluar kamar, sudah rapih, memakai seragam sekolah lengkap, siap untuk menuntut ilmu. Tidak lama berselang, Erlan pun ikut keluar dari kamar. Meskipun tidak ada kesan romantis, gandengan tangan ala-ala ABG yang sedang dimabuk cinta, tapi setidaknya dari ekspresi keduanya tidak tampak habis berdebat."Pagi, Mom," sapa Rania lebih dahulu."Pagi, Mommy," kamudian disusul Erlan kurang dari dua menit setelahnya.Desi lantas menoleh. Dia yang sedang asyik menyiapkan sarapan, langsung menghentikan aktivitanya."Masyaallah ... Pagi-pagi, lihat kalian cerah banget deh. Kan enak kalau akur kayak gini," ungkap Desi penuh pujian dan senyuman berseri-seri. Erlan dan Rania saling memandang. Rania menunjukkan kesan terheran-heran, kaget atau apalah itu, yang menggambarkan bahwa dirinya tidak menyadari kehadiran Erlan di dekatnya."Kenapa liatin gue kayak gitu?" sungut Erlan. Seperti biasa bernada ketus. Paling bisa untuk merusak mood."Dih, geer banget. Siapa juga yang liatin
Last Updated : 2025-06-25 Read more