"Ran, lu punya waktu enggak? Sebentar, lima menit, enggak apa-apa. Ada hal yang pengen gue bahas sama lu," kata Erlan datar. Namun, terdengar serius. Rania mendongak, diam sesaat, setelah itu mengangguk. "Iya. Lu mau bahas apa?" jawabnya sembari mengubah posisinya menjadi duduk. "Tapi, lu jangan marah kalua gue tanya ini."Suasana mendadak tegang, bersamaan dengan nada suara Erlan yang terdengar serius."Memangnya apa, yang pengen lu bahas?" "Ini soal Vera, Nyokap Tiri lu, Ran."Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba Erlan menyinggung soal Vera. Tubuh Rania menegang. Erlan bisa melihat adanya perubahan sikap istrinya. "Ada apa? Kenapa tiba-tiba, lu mau bahas dia?" tanya Rania terdengar pilu.Sungguh, ia sedang menahan sesak di dada, berusaha keras untuk menekan emosi, secara tidak langsung memuncak saat nama Vera disebut. "Sebelumnya, sorry. Gue tanya ini. Kapan, Bokap lu kenal Vera? Apa lu, tahu pertemuan keduanya? Mungkin, almarhum Bokap lu, pernah cerita soal pertemuan d
Last Updated : 2025-08-05 Read more