Semua Bab Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian: Bab 471 - Bab 480

Tian Sen mendapatkan kepastian dari putri laut merasa tenang, setelah membahas semuanya pada keputusan akhir. Tian Sen akan membantu pencarian pangeran mahkota itu dan putri laut akan menghentikan semua penyerangan tapi mereka diberi izin untuk tinggal di kota. Tentu tempatnya akan disediakan oleh tuan kota, tidak boleh ada yang dekat dengan pemukiman manusia. Karena rambut biru dan mata biru milik putri laut bisa saja mengundang masalah yang berarti bagi mereka. Tian Sen juga setuju, Tian Sen butuh waktu dengan putri Zun mencari bukti serta pelaku dalam masalah ini. Saat berita kalau kerajaan laut berunding dengan tuan kota terdengar di masyarakat, semuanya merasa lega dan tidak lagi takut. Ini karena selama berbulan-bulan tanpa bantuan kerajaan, mereka menghadapi situasi berbahaya setiap hari. Meski korban tidak terlalu banyak tetap saja apa yang dilakukan oleh kerajaan laut benar-benar membuat mereka sangat takut. Beruntung perang tidak terjadi dan setelah beberapa hari, orang utu

Setelah menangkap semua orang yang terlibat dalam penyerbuan rumah bangsawan, Tian Sen membawa orang-orang yang menjadi dalang itu ke depan tuan kota. Ekspresi tuan kota sontak berubah saat melihat ada lebih dari sepuluh bangsawan di bawahnya yang terlibat dalam masalah besar ini. Dia tidak bisa untuk tidak memperli ekspresi marah dan penuh kebencian, susah payah kerajaan mempertahankan kerajaan malah masih ada orang-orang bodoh yang menghancurkannya. “Aku sudah memeriksa semuanya, aku tidak menyangka kalau yang terlibat cukup besar. Putri Zun, aku tidak tahu harus mengatakan apa tapi masalah ini bukan lagi di wilayah yang dapat di tangani tuan kota. Jadi….” Ekspresi Tian Sen sedikit berubah saat merasakan beberapa ranah golden core mendekat ke area yang sudah di tandai olehnya dengan formasi. “Ada apa tuan muda?” putri Zun dan juga tuan kota bertanya dengan penasaran melihat ekspresi aneh dari Tian Sen. Ini bukan ekspresi biasa tapi ada kemungkinan masalah baru sedang datang kepada

Pasukan ini tidak hanya ada lambang keluarga Duke, tapi juga lambang dari kelompok assassin dan juga kerajaan tetangga. Ini jelas sudah direncanakan oleh sang Duke, tapi kenapa? Kenapa mereka membantu Duke padahal jelas tidak dapat untungnya bagi mereka.Kelompok assassin yang mengincar sang putri tersenyum melihat ketidaktahuan putri Zun, semua yang dilakukannya tentu karena Duke. Dan dia adalah pemimpin sekaligus anak dari Duke, anak yang sengaja ditutupi Duke untuk melakukan segalanya dari dalam kegelapan. Termasuk misi pembunuhan keluarga kerajaan, bangsawan dan orang-orang tertentu adalah misinya. Sejak ayahnya memutuskan menjadi raja, maka dia tentu akan membantu dengan senang hati apalagi nantinya juga kerajaan itu akan jatuh padanya setelah sang ayah. Saat mendengar ucapan pria itu, putri Zun menjadi sangat marah jadi selama ini yang terjadi di dalam istana adalah perbuatan dari keluarga Duke. Tapi bukankah selir kerajaan adalah adik sang Duke dan dia juga punya keponakan, ini

“Apa maksudmu?” Sepuluh belati tertusuk di badan jenderal itu dan dia tampak sangat ketakutan melihat Tian Sen yang tiba-tiba mengatakan sesuatu hal aneh padanya. Tian Sen tersenyum dingin, dengan tangan kirinya Tian Sen menyalurkan qi lalu membentuk pisau dan memasukkannya ke dada jenderal sekte abadi tersebut.SLASHHHH“PUF! Kamu…!” jenderal sekte abadi itu sontak terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Tian Sen, saat itu dia melihat Tian Sen mengambil jantungnya yang masih berdetak. Melihat jantungnya sendiri dikeluarkan, Jenderal merasa sangat marah tapi tidak ada yang dapat dilakukan dengan keadaannya yang sekarang. “Benar saja, jantungmu benar-benar memiliki aura dari makhluk asing! Apa sekte abadi benar-benar bekerja sama dengan mereka?” Tanya TIan Sen kepada jenderal tersebut, padahal sang jenderal sudah sangat kaget mendengar Tian Sen menyebut makhluk asing. Tampaknya Tian Sen sudah menemukan sesuatu sebelumnya atau sebenarnya Tian Sen sudah menemukan itu saat berhadapan den

“Tidak mungkin! Aku tidak bisa menyerahkan kakakku padamu!” Ucap pangeran laut dengan suara yang tegas menolak permintaan Tian Sen. Jelas dia tidak akan mau memberikan kakaknya sebagai alat tawar menawar untuk hidupnya dan orang lain.“Oh, kalau begitu kamu bisa saja mati disini dan aku akan pergi sekarang!” Tian Sen dengan nada tenang berjalan pergi tapi langkahnya langsung di hentikan lagi oleh suara pangeran mahkota.“Aku…. Aku tidak bisa memberikan kakakku, tapi aku bisa membantumu mendapatkan salah satu harta pusaka kekaisaran empat lautan. Itu akan jauh lebih berharga bagimu dibandingkan kakakku!” Ucap pangeran mahkota langsung menyebut kata pusaka kekaisaran. Sontak semua mata suku laut yang terkurung langsung terbuka, mereka sontak menolak dan rela mati disini daripada harus menyerahkan harta pusaka kerajaan mereka kepada Tian Sen. “Tidak, pangeran kami mohon jangan!” Ucap beberapa orang berteriak bersama tapi pangeran mahkota tampak tidak peduli. Selama dia bisa menyelamatka