"Bayinya sudah lahir?""Ya."Zachary tidak langsung menjawab lebih banyak."Laki-laki?" Suara Anwar jelas menjadi dingin dan berat."Ya.""Ini kabar besar. Kenapa kalian nggak memberi tahu keluarga lebih dulu?""Bayinya lahir prematur, masih di inkubator," jawab Zachary dengan jujur."Heh." Anwar tertawa dingin. "Zachary, aku benar-benar nggak menyangka kamu juga bisa bermain licik denganku. Bagus, sangat bagus.""Aku nggak paham maksud Ayah apa. Baik Ivy maupun bayi masih dalam masa kritis, aku benar-benar nggak punya minat untuk memberi kabar bahagia sekarang," kata Zachary dengan murung.Nada suaranya terdengar penuh kelelahan dan kesedihan, seolah-olah Ivy dan bayinya nyaris tidak tertolong. Namun, sorot matanya tetap tajam dan penuh perhitungan.Di seberang telepon, Anwar terdiam beberapa detik. Zachary menunduk, menekan beberapa kali layar ponselnya.Kemudian, dia berkata dengan nada datar, "Aku kirimkan foto bayi itu ke Ayah. Lucu lho. Setelah Yoshua dan Vega, keluarga kita suda
Baca selengkapnya