Janice mengedipkan mata dengan cuek. Dia sudah memberikan kesempatan, terserah Verica mau memanfaatkan kesempatan ini atau tidak.Namun, Verica sama sekali tidak memiliki pilihan lain, hanya bisa tersenyum dan berkata, "Aku yang sudah pikun, jadi lupa."Janice tersenyum. "Nggak apa-apa, yang penting kesalahpahaman ini sudah selesai. Saat memakai perhiasan mewah, tetap harus hati-hati. Jangan sampai ... terlalu kasar."Sudut mulut Verica berkedut. "Aku mengerti."Janice berkata, "Aku tetap harus berterima kasih atas dukungan besar Bu Verica, aku akan menempatkanmu sebagai tamu penting. Kalau kelak kamu butuh sesuatu, silakan datang."Verica langsung terdiam, lalu berbalik dan membawa orang-orang itu pergi.Janice kembali mengantar tamu lainnya keluar dengan sopan. Tak lama kemudian, hanya tersisa dia dan Jason di ruang rapat itu. Dia berjalan ke depan Jason, "Bagaimana? Muridmu ini cukup hebat, 'kan?"Jason menopang dagunya. "Aku sudah mengajar dengan begitu baik, kamu mau bagaimana mem
Read more