Entah kenapa, Fandy mendeteksi sesuatu yang menarik dalam suara Fitri, tapi tidak repot-repot mencari tahu.Sementara itu, di sebuah kantor di lantai atas sebuah gedung di Kota Nardan, Rainie sedang menatap komputernya, tapi tiba-tiba seorang pemuda menyerbu masuk, wajahnya dipenuhi amarah."Samir, ada apa denganmu?"Pemuda bernama Samir itu terdiam, amarahnya semakin menjadi-jadi."Aku tanya padamu, apa yang kamu katakan waktu itu? Kamu nggak akan menikah selama tiga tahun. Kalau kamu mau, aku yang akan menjadi pilihanmu."Rainie bingung."Ya, kenapa kamu mengungkitnya lagi?"Pria di hadapannya sudah ada kontrak pernikahan dengannya, jadi berhak mengatakan hal seperti itu. Selain itu, Rainie juga sudah berjanji.Kedua keluarga memiliki kekuatan yang sama, jadi tidak ada masalah pernikahan paksa ini.Begitu melihat ekspresi tenang Rainie, amarah Samir mereda, mengeluarkan ponselnya lalu bertanya."Kalau begitu, katakan padaku, apa ini?"Foto itu menunjukkan dirinya dan Fandy sedang ber
Read more