Semua Bab Aku yang Hebat Ditolak Nikah?: Bab 921 - Bab 930

Sementara itu, Jenderal Perang Joseph juga tersenyum."Apa ini dianggap takdir? Kebetulan sekali keturunan Narapati dipertemukan dengan Fandy."Mery yang ada di sebelah juga tidak bisa menahan tawa."Mungkin, pokoknya adikku sangat terkenal di kalangan wanita."Kalau Guru tahu kali ini adik seperguruan akan bertarung melawan keturunan Narapati, entah seberapa luar biasa ekspresinya.Akhirnya, Alham dan Romli berdiri di gelanggang. Romli pun memasang tatapan tajam."Tunjukkan kemampuanmu yang sebenarnya!"Setelah kejadian di pesta bir, mana mungkin Romli tidak tahu dendam antara Alham dan Fandy? Karena sekarang akan menghadapinya, dia tentu saja akan berusaha sekuat tenaga. Meskipun tidak bisa mengalahkannya, setidaknya Romli akan membuat pria itu terluka."Terserah kamu."Alham bersikap sangat tenang seolah kemenangan sudah pasti akan menjadi miliknya.Saat pertempuran dimulai, tubuh Romli menggigil dan bisa dilihat darah mulai mengalir di atas kulitnya. Tidak ada seorang pun yang tahu

Imelda jelas mengetahui kekuatan asli Fandy untuk pertama kalinya. Dia tidak tahu harus berkata apa untuk beberapa saat, sampai air mata pun mulai mengalir saking terkejutnya.Casella juga tersenyum. Inilah pria yang dia sukai.Hanya Almaz yang mengatupkan bibir. Meskipun dia tidak mengatakan apa-apa, ekspresi itu menjelaskan semuanya."Terima kasih atas penghormatanmu."Setelah tertegun sejenak, Karina menarik kembali tangannya yang hendak meraih gagang pedang."Aku menyerah."Kini giliran Fandy yang bingung karena menurutnya, Karina bukanlah tipe orang yang mudah menyerah dan seharusnya memilih untuk berjuang apapun yang terjadi."Aneh, ya? Dengan kekuatanku saat ini, aku nggak akan pernah bisa menandingi seorang seniman bela diri tingkat Alam Pemurnian Tulang. Aku tahu betul hal ini! Terus untuk apa aku bertarung denganmu? Karena kita nggak saling kenal dan nggak ada hubungan apa pun, bukankah itu sama saja dengan mencari mati?"Fandy terdiam, terkadang pikiran wanita ini masih sang

Tanda hitam berbentuk berlian di antara kedua alis Alham seolah memancarkan cahaya hitam sebelum menghilang. Saat serangan Alham berubah lagi, kecepatannya meningkat dua kali lipat."Jurus Telapak Ganda!"Pada titik ini, Fandy mulai melawan sambil mundur.Kemundurannya membuat Alham semakin percaya diri.Kamu pikir kamu bisa melawanku? Mati saja!Melihat dirinya akan mundur ke tepi gelanggang, Fandy tiba-tiba tertawa dan tawa ini membuat jantung Alham berdebar kencang."Karena kamu sudah mengerahkan segalanya, aku nggak perlu terus mempermainkanmu. Aku cuma bisa bilang Alham yang genius dari Keluarga Ilyas itu nggak ada apa-apanya.""Tinju Naga!"Benar saja, sejak awal Fandy bertarung melawan Alham dengan serangan biasa tanpa menggunakan teknik lain.Harus diketahui kalau Fandy sedang berlatih Sembilan Pemecah Naga dan bertarung melawan lawan dengan tingkat lebih tinggi adalah hal yang biasa. Dia bisa dikatakan benar-benar tak terkalahkan di alam yang sama. Mana mungkin Alham bisa mela

Malam itu, Irvan dan yang lainnya mengadakan pesta perayaan untuk Fandy. Semua orang sangat gembira, bahkan seorang wanita seperti Karina yang jelas-jelas tidak menyukai kegiatan seperti itu pun hadir.Meskipun minum banyak, Fandy berhasil mengatasi efek alkoholnya ketika pulang dan mulai mempelajari Teknik Rahasia Bela Diri.Mana mungkin dia bisa menolak sesuatu yang dilakukan oleh banyak orang?Ketika membuka matanya lagi, Fandy sangat terkejut. Hari sudah fajar. Waktu berlalu lebih cepat daripada saat dia memurnikan pil obat."Ternyata ini cuma sebagian kecil Teknik Rahasia Bela Diri? Seberapa luar biasanya itu?"Benar saja, Teknik Rahasia Bela Diri yang diperolehnya memang bisa meningkatkan kekuatan tempurnya hingga tiga kali lipat dan tidak perlu mengkhawatirkan efek samping apa pun, tetapi Fandy juga tahu ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan."Mana Teknik Rahasia Bela Diri lainnya?"Menurut catatan di dalamnya, Teknik Rahasia Bela Diri harus dilatih satu per satu secara beru

Orang nomor satu di Kota Bela Diri. Fandy memutar matanya dan terlalu malas untuk mengatakan sesuatu. Dia merasa diremehkan."Jangan berkecil hati, Fandy. Kamu masih muda dan sudah mencapai Alam Pemurnian Tulang. Ini saja sudah cukup membuatmu bangga. Belum lagi kelak kamu punya bonus Teknik Rahasia Bela Diri. Katakan, ada kemungkinan seperti itu nggak?"Emosi Fitri juga berkecamuk. Fandy benar-benar pandai menyembunyikan kebenaran darinya. Sekarang pria itu sudah mencapai Alam Pemurnian Tulang, jadi bisa dibayangkan dulu Fandy pasti sangat kuat. Fitri malah tidak tahu apa-apa tentang itu."Lupakan saja. Karena aku sudah menerima misi ini, aku akan berusaha sebaik mungkin. Mengenai hasilnya, nggak ada yang bisa menjaminnya, termasuk aku."Kali ini mereka mengobrol cukup lama dan Fandy baru pergi saat matahari terbenam. Fandy mengetahui banyak informasi tentang Kota Bela Diri yang diberikan markas besar kepadanya. Tentu saja Fandy juga mengerti itu adalah hal-hal yang bisa dia ketahui.