Tidak jauh dari halaman, Kakak senior keenam Fandy, Mery, tersenyum dan perlahan mengeluarkan ponselnya."Sudah ada hasilnya?""Hmm, Guru, adik junior berhasil.""Hah?" Master Medis sangat terkejut."Nggak mungkin! Tingkat keberhasilannya membuat pil saja cuma sebelas dua belas jam, mana mungkin bisa membuat lebih dari enam puluh butir pil penawar, meskipun itu hanya yang paling dasar."Mery hanya bisa pasrah."Guru, itu 'kan muridmu sendiri, meskipun Guru nggak yakin pada adik junior, masa juga nggak yakin pada penilaian sendiri?"Master Medis tertawa."Hehe, memang kalian ini lebih tahu cara menyanjung supaya aku yang sudah tua ini senang. Kecerdasan emosional kalian memang jauh lebih tinggi daripada si bajingan kecil Fandy itu. Kalau dipikir-pikir, dia memang punya bakat membuat pil, benar juga, mataku memang nggak pernah salah. Sudah ya, kututup."Sambil menatap ke arah halaman itu, Mery menepuk-nepuk tas kecil yang dibawanya.Guru memang suka bersikap keras kepala, tetapi begitu t
Read more