All Chapters of Sang Penghancur Langit : Chapter 581 - Chapter 590

Kelompok teratai hitam yang dahulu di ketua oleh Ki Rangga, tapi setelah ki Rangga lebih sering di markas, maka wakil ketua dari kelompok teratai hitam naik menjadi ketua kelompok Teratai hitam, dia adalah Danar.Kemampuan Danar memang tidak sehebat Ki Rangga, tapi dari sifat kekejaman Danar jauh lebih kejam dari Ki Rangga.Apalagi setelah kota kobra dipercayakan Ki Rangga padanya. Dia membuat kota kobra layaknya sebuah neraka.Dia selalu melakukan apa yang dia inginkan, tidak peduli apapun. Jika melawan akan mati.Apalagi sekarang kelompok teratai itu mendapatkan jaminan keamanan dari kerajaan lingga, itu semakin membuat kelompok teratai hitam berbuat sesuka hati di kota itu.Di kota kobra, jangan harapkan akan ada gadis yang mampu menjaga kegadisannya hingga usia dua puluhan tahun.Sebelum dia mekar maka Danar akan ambil mahkotanya. Dan itu memang sudah biasa terjadi di kota itu.Seperti pada saat sekarang ini, satu gadis menangis di bawah tubuh Danar, tapi Danar masih terus memaksa

"Aku tidak memiliki dendam padamu, tapi warga kota ini menyimpan dendam yang sangat besar padamu!" kata Arya.Wajah Danar yang awalnya sangatlah garang, kali ini malah terlihat pucat. Dia tahu kalau dia memang berbuat semena-mena dan mungkin kali ini dia akan dapatkan ganjarannya."Kenapa harus kau siksa aku sebelum mati?""Itu pelajaran agar kau tahu bagaimana sakitnya siksaan yang kau lakukan selama ini!" jawab Arya.Arya dengan enteng mengangkat tubuh Danar ke pundaknya, dan berjalan santai menuju markas kelompok teratai.Sementara di markas itu, banyaknya warga jadi senjata tersendiri untuk warga kota yang sesungguhnya tak tahu bagaimana namanya bertarung.Dan jumlah anak buah ketua Danar yang memang tidaklah banyak, membuat mereka mulai menjadi bulan-bulanan warga kota.Patih Huristak jadi motor serangan di markas itu, dan satu demi satu anak buah kelompok Teratai hitam itu berjatuhan satu demi satu."Hentikan!" teriak Arya.Dan bersamaan dengan itu Arya melemparkan tubuh ketua D

"Sungguh bodoh! Sudah tua masih saja mau bekerja seperti ini!" gumam pemuda itu.Pemuda itu melihat ke arah tangannya yang merah karena merasakan aliran tenaga dalam dari panglima siar."Untung aku tidak melawan dengan tenaga dalam, kalau tidak bisa-bisa semua yang aku rencanakan akan gagal dalam satu hari," kata pemuda itu lagi."Aku harus bergerak cepat. Jangan sampai aku terlalu lama disini. Entah mengapa perasaan dan firasatku sangat buruk tentang negeri ini," gumam pemuda itu lagi.Selama beberapa hari belakangan ini, pemuda itu memang merasakan ada hawa yang gelap mulai mendekati negeri pulau ular. Dan itu yang membuatnya gelisah."Apa ada hubungannya dengan iblis Son Chong?" gumam pemuda itu.***Pagi hari di kamp kerja paksa, pemuda itu dikeluarkan dari ruangan isolasi, dan dibawa ke ruang makan.Dia diberikan masakan yang tidak layak untuk dimakan, dan dia jelas tidak suka."Makanlah anak muda, atau kau akan kelaparan sampai malam. Kita hanya dua kali makan dalam satu hari, p

Arya berjalan ke arah Ki Bana, yang merupakan dahulu adalah salah satu panglima di kerajaan Lingga."Panglima Bana, aku ingin bicara denganmu!" kata Arya dengan suara yang cukup keras.Suara Arya itu mengundang perhatian dari para prajurit yang tidak pernah menyebut panglima pada Ki Bana sejak mereka semua ditahan di kamp kerja paksa itu."Sssttt! Apa kau ingin membuat aku di hukum, Arya!" kata Ki Bana dengan wajah yang pucat.Dia menoleh ke arah penjaga, dan napasnya langsung lega saat tidak adanya satupun penjaga yang mendengar perkataan Arya."Ikut denganku!" kata Ki Bana dan menarik paksa tangan Arya.Ki Bana membawa Arya ke dalam lubang kerja paksa, dan mereka memang hanya berdua dalam liang itu."Hei bodoh! Apa kau ingin membunuh?" bentak Ki Bana."Bukankah tadi aku bilang aku ingin bicara denganmu, bukan ingin membunuhmu!" jawab Arya."Tapi ucapan mu tadi bisa membunuhku, bodoh!" kata Ki Bana."Apa kau takut, Ki Bana?" kata Arya."Siapapun ingin hidup sampai kerajaan Lingga ber

"Pangeran! Lakukan apapun yang ingin kau lakukan, tapi aku akan segera tinggalkan tempat ini!" kata Arya."Kau akan kemana Arya?" tanya pangeran Andara."Aku akan lebih dahulu menuju kerajaan lingga. Aku akan menyelamatkan raja Sembara dan ratu Rumi!" jawab Arya.Mata pangeran Andara berkaca-kaca karena ucapan Arya. Dia tidak menyangka akan mendengar perkataan itu, akan ada yang selamatkan ayahanda dan ibundanya."Hati-hati, Arya!" kata pangeran Andara."Kalian juga. Setelah selesai dengan para penjaga itu, sebaiknya kalian menuju kota lingga. Mungkin Patih Huristak, sudah menunggu disana!" kata Arya."Baik, kami akan kesana dan bergabung dengan mereka," jawab panglina Bana."Selamat tinggal!" kata Arya.Huppppp.Dalam beberapa kedipan mata saja, Arya sudah tidak terlihat lagi, dan itu membuat panglima Bana sangat kagum pada Arya."Menurut pangeran, apa hubungan Arya, dengan tuan putri Lembayung?""Aku tidak tahu paman, tapi aku yakin Arya dan kakak Lembayung memiliki hubungan yang sa