Hari-hari setelah kepergian kabut dan lenyapnya kursi tua itu terasa aneh bagi Lila. Tidak ada lagi langkah misterius di malam hari. Tidak ada mimpi-mimpi basah oleh bayangan dan mata-mata yang mengintip dari balik dedaunan. Rumah mereka, untuk pertama kalinya sejak lama, benar-benar terasa seperti rumah. Namun justru di situlah sunyi terasa lebih tajam. Seakan rumah itu harus belajar ulang bagaimana rasanya damai tanpa rasa takut yang diam-diam menyelinap.Di pagi hari, Dimas mulai kembali mengurus kebun kecilnya. Ia mencangkul, menyiram, dan menanam benih cabai dan tomat. Gerakannya perlahan, tapi pasti. Setiap tanah yang ia buka, ia perhatikan dalam-dalam, memastikan tak ada sisa dari masa lalu yang masih tertanam di sana. Ia tahu, luka yang tak terlihat bisa menyelinap dari celah terkecil. Tapi tanah itu kini terasa hangat. Aroma tanah basah, suara serangga, dan angin pagi mengajaknya bicara dengan cara yang menenangkan.Di sela kegiatannya, Dimas kadang menengadah
Last Updated : 2025-04-20 Read more