Kawin Sama Mantan의 모든 챕터: 챕터 11 - 챕터 20

"Karena nona Agnesia telah membahas tentang kesopanan, maka saya tak akan segan."Adrian menahan tangan Agnesia lembut. Dia tahu, gadis cantik ini ingin melarikan diri. Dengan cepat dia meraih pinggang ramping Agnesia mendekat, hingga membentur bagian depan tubuhnya. "Saya juga akan bicara informal. Lagipula kita juga merupakan kenalan lama 'kan?" lanjut Adrian berbisik mesra. Dia memejamkan matanya pelan mencium dalam aroma tubuh Agnesia yang telah lama dia rindukan."Haruskah aku ingatkan janjimu dulu saat kau berumur sepuluh tahun?" "Tuan Adrian," tekan Agnesia dingin!Sungguh, Agnesia ingin lari dari kekacauan ini. Dia hanya berniat menciptakan sedikit tontonan, tapi dia tak menyangka akan terjebak setelahnya. Apa lagi setelah melihat kehadiran Adrian! Merasakan kilatan kebencian, membuat senyum Adrian terukir manis. Dia pun dengan sengaja menahan tubuh Agnesia lama. Memeluk pinggang Agnesia di depan mata mereka semua. Terutama Aaric yang menatapnya waspada dengan amarah yang t

"Jadi bagian mana yang sudah bajingan itu sentuh?" Mungkin karena rasa mabuk dari banyaknya minuman ringan yang dicoba mulai menguasai seluruh pikiran Agnesia, kata kata Adrian berputar di kepalanya. Membuatnya tertawa tanpa sadar. Faktanya, selama Tujuh tahun menjalin hubungan dengan Aaric, tak satupun bagian tubuhnya yang sudah tersentuh! Dia hanya mencintai Aaric sendirian! Dia hanya berpikir untuk menjadi calon istri yang baik tanpa mempedulikan hal hal kecil yang mengganggu. Misalnya ciuman! Atau, Menghabiskan malam panas sebagai kencan! Tidak ada kencan, tidak ada ciuman atau melihat tubuh satu sama lain lalu menikmati malam yang panjang. Mereka hanya tinggal sebagai teman satu rumah. Dalam ikatan pertunangan sekian lama, hingga Sia sadar. Bukan Aaric yang tidak normal. Tapi karena Aaric sudah melakukan hal indah itu semua di luar! Bersama Viola! Gadis cantik yang terlihat seperti dirinya. Dan dia hanyalah penggantinya. Dia hanya digunakan

"Sia!" Adrian memakai kemeja putihnya tanpa sempat mengancingkan kemejanya. Tangannya mengambil cepat mantel jas miliknya yang tercecer di lantai akibat keintiman beberapa saat lalu. Mengejar Agnesia dengan tergesa, dia menarik lengan Sia cepat. "Adrian, lepaskan.""Hei, pikirkan tawaran ku lebih dulu.""Jika aku menikah itu jelas bukan denganmu," tawa Sia terungkap tiba-tiba ada banyak kilas bayangan masa kecil mereka terlintas. "Bagaimana aku bisa menikah dengan mu?""Apa yang salah?" Sia berhenti menatap Adrian lalu pada dada bidang yang terbuka. "Selain kau teman masa kecilku, kau juga merupakan mantan kekasihku! Apa kau tak akan menyebutkan poin itu?"Adrian mendesah. "Aku dulu tak berniat meninggalkanmu."Sia tertawa sumbang. "Yah, kita masih terlalu muda saat itu. Tepat setelah kau pergi aku harus mengakui Aaric sebagai tunanganku.""Sia!" Adrian menarik lengan Sia kembali lalu memeluk erat."Adrian!"Untuk beberapa saat Agnesia merasa sekujur tubuhnya dingin saat mengingat

"Wah, wah, wah, suara paman terdengar sampai luar. Dia pasti benar-benar marah besar,"Sia tertawa lalu memasuki mobilnya. Mengemudi sampai di rumah sakit lalu menuju ruang inap kakeknya. Namun dia tak menyangka akan mendengar suara Acacia yang datang lebih dulu. "Ya Tuhan, kenapa orang orang seperti mereka selalu saja datang di saat bersamaan. Mereka seperti berkelompok."Sia tak berniat masuk, memilih duduk menunggu di luar ruangan. Sampai dia mendengar suara samar samar Acacia yang begitu bahagia hingga tanpa sadar membuatnya ingin tahu. "Tuan Adrian, terimakasih karena telah menjenguk kakek besama ku."Agnesia menaikkan satu alisnya saat mendengar samar percakapan itu. Tak lama kemudian dua sosok muncul keluar ruangan. Agnesia bergegas memalingkan tubuhnya, berpura-pura sibuk dengan telepon genggamnya. "Lalu, terimakasih juga atas gaun dan beberapa perhiasan yang Tuan Adrian kirimkan. Aku tak menyangka semuanya dalam kualitas terbaik. Tuan Adrian begitu murah hati. Pesta malam

"Melepaskan Sia sama saja dengan kehilangan kartu jackpot seumur hidup."Chassie mengangguk setuju pada kata kata Lexsi. "Melody, gimana?"Melody sedikit serius, dia diam namun tangannya terus bergerak cepat. "Sia, beberapa aset mu terdeteksi hilang.""Hilang?" "Kurasa ini dipindahkan oleh tunangan mu."Sia hanya tersenyum, malam itu Adrian sudah membahas ini dengannya. Dan ternyata dugaan Adrian benar. Sepertinya jalan yang Adrian katakan juga benar."Kau tak terkejut?" Tanya Violetta heran. Agnesia mengangkat kedua bahunya. "Aku sudah menduganya."Melody menutup laptopnya tiba-tiba, membuat semua mata menatapnya. "Tak ada lagi yang bisa kulakukan. Semua tergantung dari kinerjamu."Sia mengangguk mengerti. "Tak apa, aku akan mengurus sisanya. Terimakasih,""Bagaimana kau mengurusnya?""Dengan menikah.""Menikah?" Ulang mereka semua kompak. "Sia, kau tidak salah bicara kan?" "Cassie benar. Sia, kau tahu apa yang baru saja kau katakan?""Tapi kau dan Aaric-""Tidak dengannya," Jawa