Aaric terdiam, karena tak tahu harus menjawab apa. Namun dia merasa masalah ini kian membesar karena Agnesia. Dia hanya bisa menatap Agnesia kesal. Malam ini dia benar-benar dipermalukan. Tidak adiknya, teman masa kecilnya, tunangannya bahkan mantan tunangan palsunya. Dia tak lagi memiliki tenaga. "Itu, salahku," Viola maju dengan suara lirih seolah sangat bersalah. "Harusnya aku tak memintanya. Aku, aku tak tahu jika- tapi Mona yang memberikan gaun-" "Viola, kau tak bersalah," Jawab Agnesia cepat tanpa mendengarkan penjelasan Viola. "Setidaknya itu lah yang akan Aaric katakan padamu. Bukankah begitu, Aaric?" Acacia memucat, dia menatap Aaric, Mona lalu pada Viola secara bergantian lalu kembali pada Agnesia. "Sia Kau seharusnya-" "Seharusnya apa?" potong Sia cepat. Dia pun kembali melanjutkan. "Cia, kita memiliki nama panggilan yang begitu mirip dan memiliki kisah dalam tentang kelahiran kita. Kau menempati tempatku, dan aku telah mengembalikan tempatmu. Tapi kenapa? Kenapa k
Last Updated : 2025-10-11 Read more