Lahat ng Kabanata ng Istri Dingin Sang Presdir: Kabanata 141 - Kabanata 150

Pinnacle International.“Kenapa baru sekarang kau memberitahuku?” Xavier Rainier menundukkan kepala, sehingga sulit melihat ekspresi apa yang tampak di wajahnya.“Kalau aku memberitahumu lebih awal, lalu apa gunanya? Apakah kau bisa menyiapkan strategi yang lebih baik?” Aiden Zephyrus meliriknya dengan dingin. Reaksi itu sudah sepenuhnya ada dalam perhitungannya.“Setidaknya biarkan aku punya sedikit lebih banyak waktu untuk bersiap!” Xavier Rainier meraba anting kecil berkilau di telinga bagian atasnya. Senyum sembrono yang biasa menghiasi wajah tampannya kini telah lenyap.“Meski kau bersiap pun, hasilnya tetap akan sama. Atau jangan-jangan kau berencana melarikan diri?” Aiden Zephyrus tiba-tiba mengangkat kepala dan menatapnya tajam. Sorot mata dalam itu menyipit berbahaya.“Senior, kau terlalu meremehkanku! Aku kan tidak melakukan kejahatan apa pun, untuk apa aku harus kabur?” Paling-paling ia hanya akan bersembunyi sebentar. Tentu sa

“Bukankah biasanya kau selalu tenang? Mengapa hari ini tampak begitu tergesa-gesa?”Cedric kembali duduk, menyilangkan kaki dengan santai, bibirnya tersungging tipis. Sesungguhnya, ia tidak pernah menuntut banyak, cukup bisa diam bersama dengannya sudah membuatnya puas.“Mungkin karena aku terlalu lapar.”Clara Ruixi sedikit merasa canggung. Meski mereka sering makan bersama, suasana seperti hari ini memang jarang sekali terjadi.“Kalau bukan karena aku membawakan makanan, kau pasti tidak akan makan tepat waktu. Jangan terlalu memaksa diri. Hati-hati kalau tubuhmu sampai jatuh sakit.”Cedric sungguh tidak tahu bagaimana lagi harus menegurnya. Selama ini ia sering mengingatkan dirinya sendiri untuk menjaga kesehatan, namun nyatanya Ruixi pun sama saja, selalu membuat orang lain khawatir.“Tidak! Sekalipun kau tidak datang, aku tetap berniat makan setelah selesai membaca dokumen ini. Hanya saja, kebetulan sekali kau mengantarkan makanan, jadi aku

“Senang apanya! Syukurlah Adikmu belum tahu. Aku sama sekali tidak pernah menandatangani dokumen ini. Viktor, kau melakukan penipuan dalam pernikahan. Apa kau sadar?” Seluruh emosi Serena Caldwell hampir meledak. Bagaimana bisa dirinya tiba-tiba menjadi istri sah pria brengsek ini tanpa sepengetahuannya? Ia benar-benar tidak tahu apa pun! “Adikku? Kalau dia tahu, pasti dia akan sangat senang. Bukankah kau juga sudah mengetahuinya?”Viktor Altair dengan sengaja menggoda, sesuatu yang jarang sekali ia lakukan. “Soal tanda tangan, aku tidak tahu. Tapi sidik jari di atas dokumen itu jelas milikmu.”Sikapnya begitu santai, bahkan bercanda, sementara kata-kata Serena sama sekali tidak sopan. Ia jadi penasaran, sebenarnya dari mana wanita ini belajar kebiasaan buruk berbicara seperti itu?Serena Caldwell mendengar kata-katanya, lalu segera menatap halaman terakhir dokumen itu. Tiba-tiba ia teringat sesuatu yang janggal saat berada di kamar mandi ta

Xavier Rainier naik lift menuju lantai 88, tepatnya kantor presiden. Tanpa mengetuk pintu, ia langsung menerobos masuk. Suara pintu yang tiba-tiba terbuka membuat Aiden Zephyrus, yang tengah fokus membaca dokumen, terkejut. Alis tebalnya yang menyerupai pedang pun langsung berkerut.“Mengapa kau begitu terburu-buru? Bukankah aku hanya menyuruhmu menjemput seseorang? Mengapa malah kau yang kembali lebih dulu?” Aiden Zephyrus menoleh ke belakangnya, namun tidak melihat siapa pun. Raut wajahnya pun dipenuhi keraguan.“Di mana Hugo? Suruh dia kemari sebentar. Aku ada urusan dengannya.” Xavier Rainier berkata tanpa basa-basi, seolah memberi perintah pada Aiden Zephyrus. Ia lalu berjalan ke arah kulkas, mengambil sebotol air, dan langsung meneguknya. Karena minumnya terlalu cepat, beberapa tetes air menetes dari sudut bibirnya, mengalir perlahan di sepanjang lehernya, membuat sosoknya tampak begitu memesona sekaligus penuh kebebasan.“Mengapa tidak kau selesaika

"Aku– Semoga aku tidak mengganggu pekerjaanmu."Clara Ruixi sudah terbiasa dengan ekspresi terkejut yang ditunjukkan orang-orang ketika melihatnya belakangan ini, sehingga menghadapi ekspresi berlebihan Xavier Rainier terasa lebih alami baginya."Wow! Kenapa tidak ada yang memberitahuku kalau kakak iparku adalah seorang perwira wanita?" Xavier Rainier sejenak melupakan masalah yang ditimbulkan oleh Annabelle dan hanya terpaku menatap sosok gagah Clara Ruixi.Ketika Aiden Zephyrus pertama kali melihat Clara Ruixi, matanya langsung berbinar. Namun, begitu ia teringat sikap Clara Ruixi terhadap dirinya siang tadi, ia segera menahan rasa gembiranya dan berpura-pura tidak melihatnya sambil tetap membalik dokumen di tangannya. Meski begitu, kedua telinganya tegang, berusaha mendengarkan dengan saksama percakapan mereka."Maaf, aku tidak memberitahumu lebih dulu mengenai pekerjaanku." kata Clara Ruixi dengan nada menyesal. Ia merasa dirinya selalu ingin memin