Semua Bab Ratu tak Dianggap: Bab 11 - Bab 20

Setelah Ratu di bawa ke ruangan tidurnya. Jennita menanyakan apa yang terjadi saat Dino tadi ada.Jennita yang menyukainya berharap sekali kalau Dino mengetahui kejadian yang sebenarnya terhadap Ratu."Aku menyusulnya ke Istana, Kau jaga Ratu jangan lupa berikan obat ramuan kemarin yang tinggal sedikit," ucap Jennita.Dengan bergegas takut ketinggalan, dan berharap Dino belum sampai di istana. "Tuan tolong antarkan Aku ke Istana. Kejar Dino, Aku ingin Dino soal Ratu," "Baik Ratu...," balas ajudan saat itu.Di saat itu kondisi Ratu juga sudah stabil, Jennita meminta izin kepada Ratu dalam tidur dan mengecup keningnya," Aku pergi Ratu," ucapnya dengan bisik.Jennita tak merubah penampilan demi bertemu teman sepermainan sewaktu remaja. Didampingi dua orang ajudan. Orang-orang waktu itu sebagian bingung Jennita berlari seperti bergegas menuju ke luar gerbang.Kedua ajudannya mempersiapkan delman menunggu di depan gerbang."Kita pergi menuju ke timur, jangan sampai Dino duluan sampai ke

Setelah sampai di depan istana Guardians, Jennita dengan hati senang dan berharap bisa menceritakan kejadian yang sebenarnya, kalau Dino salah paham tentang apa yang di lihatnya di lantai 6 waktu di rumahnya."Mari Nona Aku antarkan untuk bertemu dengan panglima," kata pria berumur itu kepadanya. Kebetulan saat itu pria tersebut yang juga prajurit Guardians tak membawanya lewat pintu depan."Hufft..., untung saja dia tidak membawa ku lewat pintu utama. Kalau ketahuan Lomon (Raja Guardians) bisa mati aku," gumamnya dalam hati."Sini ke arah sini nona," katanya sambil mempersilahkan masuk gerbang. Di situ 2 orang pengawal yang melihat melintas penjagaan dipersilahkan masuk begitu. Jennita sempat bingung dengan status kedudukan si pria berumur itu, kok bisa seenaknya masuk. Padahal dia (Jennita) dulu adalah keluarga Guardian yang terpandang, dan mengenal semua prajurit dan para pemimpin pasukannya."Seandaianya Aku tak pindah waktu itu, pasti Aku mengetahui siapa dia (pria berumur) itu.

Tak disangka semua pengawal ikut masuk ke dalam rumah. "Haaaa..., tolong Aku. Takut..., takut...," ucap Ratu dari atas yang terdengar keras. Dino mendengarnya namun langkahnya masih berada di lantai 4.Langkahnya semakin cepat. Di saat bersamaan, selang berapa menit saja terdengar keras seperti sesuatu yang terjatuh dari atas sana. Dino khawatir kalau itu ratu. Psikologis kejiwaan Dino dihimpit dengan suara sirine dan suara Ratu yang meminta tolong. Sementara di lantai bawah terdengar bising. "Kejar dia..., kejar dia..., dia di atas." kata salah satu pengawal keamanan di sana. Secara bersamaan firasat Dino membenarkan yang terjadi. "Raaaaaa tuuuuuuu," Dino teriak sekuat-kuatnya saat melihat Ratu Angel terguling membentur anak tangga secara beruntun. Kepala ratu terlihat berdarah-darah, tangan kanan ratu terkulai lunglai dengan siku yang terbalik. Dino menangisi sang Ratu yang pingsan di depan. Dia merasa semakin bersalah melihat Ratu tepat berada di depan matanya. Dino terpukul mel

3 Bulan Kemudian Kondisi Ratu Angel agak membaik, sudah siuman seperti sedia kala. Kini Ratu Angels sudah bisa merespons pembicaraan orang lain dan sudah mau makan."Ini Nona makanan mu sudah di meja, silahkan untuk disantap." "Baiklah, terima kasih," jawab Ratu Angels tersenyum kepada pelayan makanan yang bekerja di rumah dokter kepercayaan istana Guardians."Permisi..., bolehkah aku masuk Bu...?" Ucap Dino yang datang mau menemui Ratu Angel."Silahkan masuk. Oh kamu ternyata. Ada apa ? tanya Ratu."Aku ingin di sini menjenguk Ibu," "Duduk lah di situ." "Tadi Ibu barusan memberikan sepasang ikan mas koki pemberian kamu nak. Aku cukup senang memandangi ikan-ikan itu bermain-main." imbuhnya."Ibu berencana ingin menanam biji bunga matahari untuk mengisi kekosongan." "Baik Ratu...," kata Dino."Apa? Apa yang kamu katakan tadi?" balas Ratu Angel."Ennggg...gak, Bu..., maksud saya mau bilang ibu." kata Dino mengalihkan ucapannya. "Hufft hampir saja silap." Gumamnya di dalam hati y

Kepala ratu terasa sakit sekali setelah meninggalkan pertengkaran tadi. Ia meminta tolong kepada pengawal untuk mengambilkan obatnya, yang belum diberikan dokter pada pagi itu."Tuan bisa kah kau ambilkan obat saya, dokter hari ini belum memberiku obat," kata Ratu merebahkan badannya di tempat tidurnya."Aaa... nuuu. Non saya nggak berani pada saat sekarang ini, karena dokter diperintah ke istana. Tapi akan saya coba," jawab pengawal lalu menutup pintu kamar itu.Jauh dari situ, perkelahian pun terjadi antara keduanya, Dino terlihat seperti menerkam mangsanya. Sementara prajurit tersebut melarikan diri dengan kudanya."Awas kau, perlakuanmu ini akan kulaporkan ke raja. Bersiaplah panglima, jabatanmu taruhannya," ancam tangan kanan raja Lomon itu.Dino makin geram dan melemparkan batu yang lebih kecil dari kepalan tangannya. Kebetulan mengenai kepala prajurit tersebut, "Aduuuh," katanya memacu kuda semakin kencang."Dokter...,dokter..., nona Angel meminta anda untuk memberikan obatnya,