All Chapters of Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku: Chapter 261 - Chapter 270

"Selamat malam, Pak Vanno." "Selamat malam, Pak John. Ini kejutan sekali Anda meneleponku malam-malam." Vanno masih berkutat dengan pekerjaan di kantornya malam itu. Ia lembur karena begitu banyak proyek yang ditangani, termasuk kerja sama dengan perusahaan Louis. Ia pun cukup terkejut mendapati telepon dari teman lamanya, seorang petinggi di kepolisian. Sebagai pengusaha yang sangat lama berkecimpung di dunia bisnis, Vanno punya sangat banyak relasi dari bidang mana pun. "Ah, maaf mengganggu Anda malam-malam. Aku tahu Anda pasti sedang kebingungan saat ini mencari anak Anda." Vanno langsung mengernyit mendengarnya. Ia belum tahu apa pun menyangkut Cassa, tapi anaknya itu memang selalu punya banyak jadwal yang tidak pernah Vanno ketahui. Karena itu, Vanno tidak pernah khawatir. "Apa maksud Anda, Pak John?""Maafkan karena anak buahku belum bisa menemukan Cassa, anak Anda, yang diculik di mall tadi sore. Tapi kasus ini sudah menjadi prioritas kami, kami akan berupaya untuk menemu

Cassa benar-benar membeku tidak percaya melihat gaun pengantinnya. Untuk sesaat, ia tidak mengatakan apa-apa. Sampai tidak lama kemudian, kesadarannya pun pulih dan Cassa langsung mengamuk. "Dasar gila! Aku tidak akan menikah denganmu! Aku tidak akan menikah denganmu!! Kau psikopat! Pria gila!" Cassa terus melangkah mundur sampai terdesak ke sofa. Dan saat Keenan terus melangkah maju, Cassa tidak punya pilihan lain selain menyerang pria itu. Dengan kedua tangannya, Cassa menyerang wajah Keenan duluan hingga kukunya sempat mencakar wajah pria itu. "Akhh, apa yang kau lakukan?" pekik Keenan sambil meringis. Cassa membelalak kaget karena ia tidak menyangka kalau kukunya benar-benar menancap di kulit Keenan."Kau mencakarku!" seru Keenan lagi. "Karena itu, pergi dariku! Biarkan aku bebas atau aku bisa menyakitimu lagi!" teriak Cassa berusaha untuk tidak takut. Bahkan Cassa pun mulai menggerakkan kaki dan tangannya memukul dan menendang sampai Keenan cukup kaget dan kewalahan. Par

Akhirnya Tama mendengar suara Cassa lagi dan dari teriakan Cassa yang begitu kencang, Tama tahu kalau Cassa juga baik-baik saja. Kelegaan pun langsung merambati tubuh Tama, namun itu tidak membuatnya berhenti berusaha untuk melepaskan diri dari ikatannya. Tama kembali berusaha keras sambil terus mendengar keributan yang Cassa buat di sana. "Kubilang lepaskan aku! Jangan sentuh aku! Semua orang brengsek! Semua brengsek!" "Ayolah, Cassa Sayang! Kau tidak akan menyesal ikut denganku ke rooftop ini, selain kita akan menikah, aku juga akan memberikan hadiah yang pasti kau suka," seru Keenan lagi yang kembali menarik lengan Cassa. "Tidak! Jangan menyentuhku! Brengsek!" pekik Cassa lagi yang kedua tangannya terikat di depan tubuhnya. Cassa sudah begitu geram saat tadi para pelayan memaksa melucuti jubah mandinya dan memakaikan gaun pengantin, bahkan para pelayan itu dengan kurang ajar menyentuh dadanya agar pas di gaun itu. Cassa terus mengumpat dan berteriak sampai ia lelah dan Cassa

"Terima kasih semuanya! Aku terharu sekali! Aku benar-benar akan memberikan bonus untuk kalian nanti!" Cassa begitu terharu melihat anggota timnya dan ia memeluk semuanya. Mereka tertawa bersama sambil berseru senang. "Yeay, bonus! Karena itu, jangan terus dalam bahaya, Bos. Kami pasti akan selalu menyelamatkanmu karena kalau ada apa-apa denganmu, tidak akan ada yang memberi kami bonus!" seru Bang Jono. Cassa tertawa sambil meneteskan air matanya. "Oh, jadi kalian hanya mencintai bonusnya, hah?" "Tentu saja! Kami mencintai bonus kami sampai kami akan terus menyelamatkanmu demi bonus!" sahut Bang Jono lagi yang membuat tangisan Cassa makin meledak. Tentu saja ia bisa merasakan bagaimana anggota timnya menyayanginya, walaupun mereka terlalu gengsi mengaku dan terus mengatakan demi bonus. "Baiklah, aku juga akan menraktir kalian makan enak selama satu bulan penuh!" seru Cassa lagi. "Yeay!" Bang Jono dan yang lain bersorak sambil berpelukan. Peluh masih terlihat di dahi mereka, na

"Pa, mengapa Papa harus bicara begitu pada Tama? Dia sudah menyelamatkan aku, jangan memasang ekspresi seperti itu!" Setelah Tama pulang, Cassa segera berlari kembali ke dalam rumahnya dan mengomel pada Vanno yang begitu galak. Vanno sendiri tampak santai. "Apa yang salah? Papa tidak merasa melakukan apa-apa." "Papa ketus sekali pada Tama, padahal apa salahnya pada Papa? Dia tidak pernah melakukan kesalahan apa-apa, malahan dia sudah berjasa! Seharusnya Papa memeluknya, berterima kasih padanya, lalu memberikan aku padanya! Papa tahu aku menyukainya!" "Apa Papa sudah merestuimu dengannya? Papa hanya minta kalian menyelesaikan urusan kalian sendiri, tapi bukan berarti Papa merestui kalian bersama." "Papa mau mencari calon menantu seperti apa lagi? Walaupun backgroundnya kurang bagus, tapi dia sudah berubah menjadi pengusaha sukses sekarang. Semua orang punya masa lalu, semua orang pernah nakal, tapi sekarang dia sudah berubah dan dia rela mengorbankan diri demi anakmu ini. Mau pria