“Kak, coba deh lihat jam sebelas,” bisik Vino sambil menunjuk ke arah itu dari posisinya duduk. Matanya tak berkedip, terkunci pada seorang wanita berpakaian hitam yang tampak mencolok. “Cantik, ya, Kak?” serunya, nadanya nyaris penuh kekaguman.Gilea mengerutkan alis, lalu mengangkat tangan dan asal menutup wajah Vino. “Ya ampun! Mata kamu sampai mau copot liatin yang seksi-seksi gitu. Tobat, Vin! Masih bocah tapi matanya doyan tante-tante,” gerutunya, separuh geli, separuh kesal.“Eh? Kenapa ditutup, Kak? Nanti enggak kelihatan tuh... bahenolnya,” protes Vino, menyingkirkan tangan Gilea dengan cepat, seperti anak kecil yang direbut mainannya.Gilea geleng-geleng. “Astaga, perlu exorcism nih anak—kesambet setan tante-tante!” katanya sambil tertawa, disambut tawa lepas dari Vino yang tak tahu malu.Keduanya masih saja ribut tak jelas, saling lempar canda dan gerutuan, hinggaDaniel muncul—dengan sebotol sampanye di tangan dan senyum seolah dia pemilik pesta."Asik banget ngobrolnya? Ak
Terakhir Diperbarui : 2025-07-26 Baca selengkapnya