Bumi mengalihkan mulutnya ke lekuk bahu Gilea, mengecap kulit di sana dengan ritme memikat—seperti hujan yang jatuh perlahan di daun. Tangannya tak berhenti: jari telunjuk kanannya menyusuri batas elastis stoking yang melorot, sementara jari kiri memainkan kait garter yang tersisa, bergetar tipis setiap kali logam itu menyentuh kulit sensitif Gilea."Aku ingin kau mengingat..." bisiknya, nafasnya membentuk kabut hangat di pundak Gilea, "...betapa setiap sentuhan ini membakarmu."Dia menekan ibu jarinya ke urat di paha Gilea yang terbuka, merasakan denyut nadi liar di balik kulit halus. Perlahan, stoking kanan diturunkannya hingga ke lutut, meninggalkan jejak merah muda di tempat elastis menekan. Kain nilon itu kini menggantung lemas di betis, kontras dengan kaki kiri yang masih terbalut rapi."Bee—" Gilea memutar tubuh, mencoba menangkap bibir Bumi, tapi ia menghindar dengan lembut."Belum," desis Bumi, matanya membara dalam kegelapan. Tangannya merayap naik, menyelip di antara rok yan
Last Updated : 2025-07-09 Read more