Langit mendung menaungi siang itu, seolah menyerap seluruh kegelisahan yang memenuhi rumah besar keluarga Dirgantara. Jasmine duduk di kamar, memandangi ponselnya yang tak kunjung memberi kabar. Ia tahu Noah sedang menemui seseorang di luar—katanya, untuk mencari kejelasan soal masa lalu yang terus menghantui mereka. Tapi kenapa hatinya terus merasa gelisah?Pintu kamar diketuk. Jasmine bangkit, membuka perlahan. Oma Dursila berdiri di ambang pintu dengan raut wajah netral, hampir datar. Jasmine menegakkan tubuhnya, bersikap sopan meski dadanya berdegup cepat.“Boleh aku masuk?” tanya Oma, tanpa banyak basa-basi.“Tentu, Oma. Silakan duduk,” jawab Jasmine, sedikit kaku.Oma melangkah masuk, duduk di kursi dekat jendela. “Kita jarang bicara empat mata, ya, Jasmine?”Jasmine menelan ludah. “Mungkin... karena suasananya tidak pernah benar-benar nyaman untuk itu.”Senyum tipis muncul di wajah Oma, namun matanya tetap tajam. “Kamu wanita pintar. Dan kamu tahu, Jasmine... aku hanya ingin me
Terakhir Diperbarui : 2025-05-20 Baca selengkapnya