Luna hanya tersenyum tipis, tampak tidak gentar oleh ancaman Wulan. "Terserah Mbak Wulan aja. Toh, setiap kali Mbak Wulan berbuat jahat, Mbak selalu dapat karmanya, kan? Jadi ya silahkan, kalau Mbak Wulan pengen merebut kebahagiaanku, paling nanti karmanya lebih brutal," balasnya santai, namun terkesan menantang. Wulan menggertakkan giginya. Tatapannya semakin tajam ke arah Luna. "Aku pastikan dalam waktu dekat ini, hidupmu dan hidup anakmu semakin menderita," desisnya tajam. "Jangan dikira karena aku lumpuh, aku nggak bisa balas dendam ke kamu. Kamu harus tahu, Luna, kaki tanganku banyak dan uangku juga masih banyak. Aku bisa melakukan apapun yang aku mau," lanjutnya, seolah melupakan jika Ardan masih berada di sana. "Dan jangan kira aku bakal diam aja kalau terjadi apa-apa ke Cio sama Luna. Aku bisa melakukan hal yang lebih besar dari kamu," sahut Ardan dengan suara yang lebih tenang, meskipun tatapannya tetap tajam, menusuk ke arah Wulan.
Terakhir Diperbarui : 2025-05-04 Baca selengkapnya