Adrian merasa nyeri mendengar ucapan Lea yang menyayat hati. Ia biarkan Lea meluapkan amarahnya, tangis perempuan itu pun luruh. Ia tarik kedua tangan Lea, hingga posisinya mendekat lalu ia peluk tubuhnya. “Kamu jahat, Ian. Sangat jahat, kenapa menyakiti aku sedalam ini.” Lea mencoba memberontak dalam dekapan Adrian, tapi pria itu terus menahannya.“Pukul aku, luapkan segala amarahmu. Tapi, setelah kemarahanmu reda, berikan aku kesempatan untuk bicara,” sahut Adrian lembut. Tangannya bergerak mengusap punggung polos Lea. “Aku membencimu, Ian. Aku benci.” Lea menangis tergugu. Tangannya mengepal berkali-kali memukul dada polos Adrian. “Kenapa kau selalu muncul di depanku. Kenapa kau selalu mengusikku. Seharusnya jika tidak menginginkan aku. Jangan menampakkan dirimu. Hatiku sakit, Ian. Sakit sekali....” katanya lirih dan perlahan kepalan tangan itu pun mengendur. Adrian bahkan bisa merasakan lelehan hangat dari pipi Lea yang kini menempel di dadanya. “Maafkan aku, Le.” Adrian mengura
Last Updated : 2025-09-11 Read more