Sebatas Teman Tidur

Sebatas Teman Tidur

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-31
Oleh:  Lentera Jingga Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
42Bab
1.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Lea terpaksa menjadi simpanan Adrian — atasannya yang telah memiliki calon istri. Demi bisa menyelamatkan adik kandungnya yang saat itu tengah kritis. Lantas, bagaimana jika skandal itu akhirnya terbongkar ke publik?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Part 1. Kangen

Grand Buana Luxury Apartment

Suara bell pintu yang terdengar berulang kali membuat Lea buru-buru beranjak dari tempatnya untuk membukakan pintu. Belum sempat ia menyapa dan mempersilahkan masuk. Adrian sudah mendorong tubuhnya masuk membawanya ke dalam dekapannya.

“Ian..”

“Aku kangen, Le.” Lelaki itu berbisik dengan suara berat sambil menghirup kuat-kuat aroma tubuh Lea.

“Kangen?” ulang Lea seolah tak percaya dengan kalimat yang lelaki itu lontarkan. Tiba-tiba ada yang berdesir dalam dirinya.

“Iya, kangen tubuh dan permainan kamu.” Perkataan Adrian selanjutnya membuat Lea tersentak, bahwa perasannya salah. Kenapa ia harus bingung, harus bertanya bukankah Adrian akan datang hanya jika membutuhkan kehangatannya. Segera ia rubah wajahnya menampilkan senyumnya, meski terasa sangat getir bagi dirinya.

Adrian mengurai dekapannya, kepalanya langsung merunduk men cium bibir Lea dengan cepat.

Apalagi yang bisa Lea lakukan selain mengikuti segala perintah Adrian. Selain menjadi penghangat ranjang lelaki itu, ia memang menikmati segala permainan panas Adrian yang begitu kuat.

Bibir keduanya saling beradu, membelit, bertukar lidah hingga menimbulkan suara decapan terdengar memenuhi ruangan. Bak seorang musafir yang tengah kehausan di Padang pasir, itulah Adrian kini. Ia dengan cepat mendorong tubuh Lea ke atas sofa yang terletak tak jauh darinya.

“Ian.. gak em... di kamar?” tanya Lea berusaha menahan desahannya.

“Di sini saja. Aku sudah tidak sabar.” Adrian kembali menarik tubuhnya dan melucuti satu persatu pakaiannya. Menidurkan tubuh Lea di sofa. Tidak membutuhkan waktu lama, keduanya akhirnya pun melakukan pergumulan panas. Yang sudah beberapa bulan ini mereka jalin.

Erangan bibir masing-masing terdengar menandakan puncak kenikmatan, dengan sesuatu yang mengalir di sana. Tubuh Adrian terjatuh tepat di atas tubuh Lea. Nafas terengah-engah keduanya saling beradu.

Di saat mereka tengah sibuk mengatur napas, terdengar ponsel Adrian yang berdering.

“Ian, itu ponselmu berdering terus dari tadi.” Lea berkata seraya mencoba mendorong tubuh lelaki di depannya.

“Itu pasti Belinda.” Adrian beranjak dari atas tubuh Lea, tidak lupa mengambil seluruh pakaian Lea dan menyerahkannya pada wanita itu.

“Aku ke kamar ya.” Lea beranjak ke kamar, karena ia tidak mau mendengar pembicaraan Adrian dengan calon istrinya..

Setelah kepergian Lea. Adrian mengambil celana kolornya untuk ia kenakan, kemudian kembali mengambil ponsel menghubungi balik calon istrinya.

“Kenapa lama banget sih, jawab telpon akunya?” Terdengar geraman kesal dari Belinda.

“Aku lagi di kamar mandi tadi.” Sudah ia duga siapa yang tiap detik, tiap menit, tiap jam menelpon selain tunangannya yang over protektif.

“Oh udah pulang ya dari Singapura ya?” tanya Belinda.

“Iya.” Adrian menjawab dengan rasa malas. “Kenapa?”

“Ih nyebelin. Kok jawabnya kenapa sih?” protes Belinda. “Tentu saja aku kangen dengan tunangan aku, calon suami aku. Kamu ada di mana? Aku samperin ke rumah kamu ya.”

“Gak usah. Aku pulang niatnya mau kasih surprise ke kamu. Nanti aku aja yang ke rumah kamu. Mau aku kasih kejutan, nonton yuk.” Adrian terpaksa berkata demikian karena sudah terlanjur mengatakan sudah berada di tanah air. Ia tidak mungkin membiarkan Adrian ke rumahannya, karena jika sampai perempuan itu datang ke rumah tak mendapati dirinya pasti urusannya akan panjang. Orang tuanya bisa saja mencari tahu apa saja yang selama ini ia lakukan di belakangnya. Dan ia tidak mau jika keluarganya sampai mengetahui skandal gelapnya bersama Lea.

“Kamu mau ajak aku kencan?” tanya Belinda tak percaya, dan berhasil memecahkan lamunan lelaki itu.

“Hem... Kalau kamu mau.”

“Mau... Mau.”

“Ya udah aku ganti baju dulu ya.”

***

Lea sudah mengenakan pakaiannya dan tengah duduk di sofa sambil memangku laptopnya. Ketika pintu terbuka ia sama sekali tak menoleh, karena ia sudah tahu siapa yang masuk.

“Aku harus pulang, karena Belinda ngajak aku ketemuan.”

“Emm...”

“Sorry ya. Padahal tadi janjiannya kita mau makan bareng. Karena aku ada janji, kamu bisa delivery aja kan.” Adrian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri sejenak. Setelahnya kembali keluar menuju lemari mengambil pakaian gantinya.

“Le... Kamu denger apa yang aku omongin tadi kan?” tanya Adrian lagi sambil memakai pakaiannya.

“Iya.”

“Atau mau aku pesenin?” tawarnya lagi.

Lea menggeleng. “Tidak perlu. Aku juga bakal keluar setelah kamu pergi.”

“Kemana?”

Lea menutup laptop miliknya, menatap ke arah Adrian dengan kedua mata yang tak berkedip. Demi apapun, ia merasa tubuh Adrian memang menggiurkan. Otot perut yang berbentuk kotak-kotak, serta punggung lebar yang mempesona yang sering Lea cakar saat mereka tengah beradu peluh gairah.

“Lea!”

Klik!

Teguran dan jentikan jari di depan wajahnya, membuat Lea tersadar. Nampak ia salah tingkah. “Ke rumah sakit.”

“Oh mau jenguk adikmu atau Ayahmu?” tanya Adrian sambil mengambil ponselnya. Berulang kali ia mencoba menyalakan namun tidak juga bisa. Lalu decakan kesal terdengar dari bibirnya. “Ponselku mati. Aku tidak bisa transfer sekarang.” Ia kembali memasukan ponselnya ke dalam saku, mengeluarkan dompetnya ia ambil beberapa lembaran uang lalu menyerahkannya pada Adrian. “Ini untuk ongkos...”

“Ini kebanyakan, Ian.”

“Sekalian beli makan sama pakaian baru. Kayaknya kamu sekarang kurusan ya. Dulu kayaknya enggak sekecil ini.” Adrian mengusap rambut Lea dengan lembut. ”Adikmu dan ayahmu pasti akan sembuh, jangan terlalu dipikirkan,” sambungnya membuat Lea mengulas senyumnya tipisnya.

”Makasih, Ian.”

“Ya udah nanti beli makanan yang sehat. Susu buah gitu stok di kulkas.”

“Iya, nanti.” Lea menjawab dengan pasrah.

“Jangan lupa beli lingerie yang warna merah. Aku suka.”

“Untuk apa, ujungnya juga pasti kamu robek.”

Adrian terkekeh dengan pakaiannya yang sudah rapi, kembali mendekati Lea. Harum maskulin dari tubuhnya membuat hasratnya terpancing. “Bukankah itu memang tercipta untuk disobek?” tanyanya meraup kembali bibir Lea.

“Pergilah.” Lea mendorong tubuh Adrian dengan cepat.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Rahmadanti
nungguin "akad tanpa cinta" di up disini
2025-04-20 08:35:51
0
user avatar
Uli arta
yeahhh author kesayangan muncul lagi di sini.untuk cerita jgan diragukan lagi author y satu ini.smoga dikeluarkan disini best2 novelnya ya Thor.
2025-01-27 23:41:56
2
42 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status