Seketika Raymond menoleh ke arah ibunya. Dia terkejut mendengar kata cerai yang keluar dari bibir sang ibu. Begitu pula dengan Velicia. Dia tersenyum miring mendengarnya. Akan tetapi hatinya hancur, hingga air matanya menetes dengan sendirinya."Sepertinya keberadaan ku tidak diinginkan di sini," gumamnya sembari menyeringai.Dia kembali mendengarkan dan mengintip dari tempat persembunyiannya. Satu hal yang ingin diketahuinya, tanggapan Raymond atas ucapan mamanya."Cerai? Sejak kapan?" tanya Tania kembali penasaran.Raymond terdiam. Dia hanya mengikuti skenario yang dibuat oleh ibunya. Akan tetapi, Anna merasa kewalahan menjawab pertanyaan dari calon menantunya yang terus menerus, seolah sedang mencari tahu kelemahan mereka. "Jawablah, Ray. Kenapa kamu diam saja?" tanya wanita paruh baya itu pada sang putra.Raymond terhenyak. Sontak saja dia memaksakan senyumnya dan mengalihkan pandangannya pada wanita yang akan dijodohkan dengannya."Maafkan Raymond, Tania. Dia selalu sedih jika a
Terakhir Diperbarui : 2025-04-19 Baca selengkapnya