Setelah Lina tertidur, Bagas pun merebahkan diri di samping Lina. Tapi belum sepuluh menit, Bagas memejam mata, Lina sudah menggoyang - goyangkan bahunya. "Mas, Mas Bagas, bangun, Mas!"Bagas menguap sebentar lalu mengucek matanya. Dia menatap ke arah Lina dengan pandangan penuh tanya. "Mas, anakmu lapar. Kayaknya pengen sate ayam! Tolong belikan, Mas," pinta Lina dengan wajah memelas. Bagas menatap ke arah jam dinding. "Sudah jam setengah sebelas malam, Lin. Kamu makan yang ada saja ya. Tadi aku nggoreng telur dadar. Aku ngantuk, besok saja satenya," ujar Bagas, meminta pengertian Lina. Tanpa diduga, Lina menangis keras. "Huhuhu, mas Bagas jahat! Pokoknya aku mau sate malam ini!" Bagas pun menghela napas panjang. "Ya sudah, iya. Jangan nangis. Aku belikan sekarang ya," ujar Bagas. Dia pun bangun lalu memakai jaketnya. Bagas keluar dari ruko satu lantai sederhana yang disewanya lalu menaiki motor menyusuri jalan mencari sate ayam. Gerimis tipis mulai turun dan membasahi Bagas
Terakhir Diperbarui : 2025-04-06 Baca selengkapnya