Bab 133Najwa tak sanggup menahan air mata. Ia memeluk surat itu erat, tubuhnya terguncang dalam tangis sesenggukan. Farhan yang sedari tadi duduk di seberangnya, segera mendekat dan menariknya ke dalam pelukan.“Dia menyayangimu, Wa,” bisiknya pelan.Najwa mengangguk dalam pelukan Farhan, air mata masih deras mengalir. “Aku juga sayang Ibu, tapi sekarang semuanya terlambat.”“Tidak,” kata Farhan menatapnya penuh keyakinan, “dia sudah tahu. Dan sekarang, dia pasti tenang.”***Beberapa minggu berlalu sejak Najwa menerima surat terakhir dari ibunya. Masa berkabung perlahan digantikan oleh tekad. Di balik penyesalannya, Najwa tahu bahwa ibunya ingin dia kuat, melanjutkan hidup, dan memaafkan masa lalu.Sementara itu, Farhan mulai melihat perubahan positif pada perusahaannya. Beberapa klien besar yang sempat menarik diri kini kembali. Dana segar yang disuntikkan oleh David Suprayogi telah menyelamatkan perusahaan dari ambang kehancuran."Anggap saja ini bentuk terima kasih," ujar David s
Terakhir Diperbarui : 2025-06-24 Baca selengkapnya