Untungnya, meski waktunya singkat, Ihsan juga sudah melayaninya dengan baik.Bisa dikatakan, yang dilakukan Ihsan bisa memberinya sedikit kebahagiaan.Namun, tepat di saat itu, ponsel Ihsan tiba-tiba berdering.Ella dan Ihsan mengabaikannya. Keduanya tengah dimabuk sensasi kenikmatan, mana mungkin ada waktu untuk peduli dengan panggilan telepon lagi.Hanya saja, ponsel itu terus-terusan berdering, seakan tidak akan berhenti jika tidak ada yang menjawab!Ihsan menjerit kesakitan, Raut wajahnya tampak menyedihkan.Ella sedikit panik. "Kamu kenapa?"Ihsan berkata dengan marah, "Lihat sendiri!"Ella menunduk dan langsung memperlihatkan ekspresi tidak percaya.Lantaran alat kelamin Ihsan kembali lemas dan tidak kokoh lagi. Padahal detik berikutnya, dia masih sangat membara.Bisa dikatakan, panggilan telepon barusan telah memberinya pukulan fatal.Sambil meraih ponselnya, Ihsan langsung menjawab dengan penuh kebencian, "Siapa!"Suara dingin Regina terdengar dari telepon. "Pak Ihsan, tolong j
Read more