Ruang tamu rumah mama Zahra terasa dingin. Duduk melingkar ada papa Hisyam, Dimas, Citra, Aurel, dan Zahra sendiri. Aurel tampak tenang, namun tatapannya menusuk setiap kali tertuju pada Abel.Abian berdiri dan langsung bicara, tak mau basa-basi. Ia tahu nasib pernikahannya dengan Abel sedang di pertarungan. Ia tak ingin kehilangan orang yang di cintainya.“Saya tahu dulu pernah ada perjanjian. Tapi saya juga tahu, saya tidak pernah menandatangani atau menyetujuinya secara sadar.”Papa Hisyam membuka suara. “Tapi Aurel menyelamatkanmu. Kamu berhutang padanya.”“Hutang budi tak bisa dibayar dengan pernikahan, Pa,” potong Abian tegas. “Aku akan membalas semua itu dengan cara yang pantas. Tapi bukan dengan mengorbankan Abel. Aku sangat mencintai istriku. Dan tidak akan memilih siapa pun selain dia.”Aurel berdiri perlahan. “Jadi semua ini... kamu tolak? Bahkan setelah apa yang aku lalui?”Abian menatapnya penuh hormat. “Aurel, aku berutang nyawa padamu. Tapi kamu juga berhak mendapat se
Last Updated : 2025-07-03 Read more