Udara subuh menelusup masuk lewat celah jendela kamar. Dingin menggigit kulit. Reyhan terbangun pelan, menggeliat kecil di atas sofa yang ia pakai tidur semalaman di kamar itu.Ia menoleh. Di atas ranjang, Aurel masih terlelap, membelakangi dirinya.Selimutnya agak turun, menyingkap pundak mungil Aurel yang hanya dibalut kaus tipis. Rambutnya tergerai di atas bantal, napasnya teratur.Reyhan menghela napas pelan. Dingin merayap di sekujur tubuhnya, tapi dingin yang lain dingin dari sikap Aurel jauh lebih menusuk.Ia bangkit pelan, duduk di tepi sofa. Matanya tak lepas dari sosok Aurel.Beberapa saat, ia hanya menatap, menimbang. Lalu perlahan, Reyhan berdiri, melangkah mendekati sisi ranjang.Ia bangkit pelan, duduk di tepi sofa. Matanya tak lepas dari sosok Aurel. Di sisi ranjang, Aurel terlelap dalam damai, nafasnya teratur, wajahnya begitu tenang seolah dunia di sekitarnya tak mampu mengusiknya.Reyhan menatapnya lama, ada sesuatu yang menyesak di dadanya — rasa rindu yang tak pern
Terakhir Diperbarui : 2025-07-20 Baca selengkapnya