"Mbak, Ibu sudah tidak ada, Mbak. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi, Mbak. Ibuu... Jangan tinggalin Mawar sendirian," tangis pilu Mawar di depan ruangan Ibunya. Aku memeluknya dengan mulut bungkam, tak ada sepatah katapun terucap karena memang aku tak tahu harus bicara apa padanya. Ini benar-benar diluar kuasa kami, dan aku pun juga masih sangat terpukul dengan kejadian ini. Sebelum aku meninggalkan Bu Kina, aku lihat dia sudah baik-baik saja. Namun entah kenapa dia tiba-tiba kritis hingga meninggal seperti ini. Kuelus punggung Mawar hangat, meskipun bibirku masih bungkam tapi aku berusaha menyalurkan energi positif padanya. Kami memang baru bertemu beberapa jam, tapi siapa yang tak pilu jika berada di posisiku? "Ibuu, aku ingin ikut saja, Bu. Mawar tidak bisa hidup sendirian, Bu. Ibuuu.... " Ia semakin meraung, bahkan ia lantas melepas pelukanku dan hendak berlari, tapi beruntung hal itu masih bisa kucegah. "Mawar diam, Mawar!" Aku menarik lengannya dengan setengah membenta
Last Updated : 2025-09-21 Read more