Di sekeliling mereka, terdengar kembali pujian dan sanjungan. Ada yang tulus, ada pula yang hanya basa-basi. William hanya merespons seadanya, sedangkan matanya terus-menerus melirik wajah Bertrand untuk mencari tanda-tanda perubahan emosi.Beberapa saat kemudian, kerumunan orang yang memuji mulai berpencar. Milla pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mengungkapkan pertanyaan yang sedari tadi mengganjal di hatinya."Pak William, bisa menerima undangan Anda untuk hadir di pesta ulang tahun ini merupakan kehormatan besar bagiku. Tapi jujur saja, aku juga cukup bingung. Bolehkah aku tahu, kenapa Anda tiba-tiba mengundangku?""Haha ...."William tertawa kecil. Saat ini, dia rela mengatakan apa pun yang bisa membuat Milla senang. "Beberapa waktu lalu, putriku, Grace, sempat menyinggung Bu Milla. Karena itu, waktu aku mengadakan pesta untuk teman-teman di Kota Huari, aku merasa sudah sepantasnya mengundang Bu Milla juga. Anggap saja ini bentuk permintaan maaf atas nama putriku.""Pak William
Baca selengkapnya