Setelah diselingkuhi di pesta pertunangannya, Milla berbalik untuk melawan dan mempermalukan tunangannya. Tak disangka, bos besar yang hendak membalas dendam datang menghampirinya .... Yang lebih mengejutkan lagi, Milla bahkan pernah tidur dengan pria itu?! Milla awalnya mengira hidupnya setelah ini hanya akan diisi dengan perjuangan melawan musuh dan bangkit dari keterpurukan, tapi siapa sangka dia malah hidup seperti tokoh utama dalam cerita cinta yang penuh kasih sayang. "Chris, orang-orang bilang kamu itu cacat. Kamu yakin, orang yang aku tiduri malam itu kamu?" "Kalau kamu nggak percaya, aku bisa bantu kamu mengingatnya lagi sekarang." "Chris, apa kamu lupa dengan rencana balas dendammu?" "Mana mungkin lupa? Aku menjalankannya setiap malam dengan tindakan nyata!"
View MoreSetelah sarapan, Milla bersikeras mengenakan pakaian yang sama seperti malam sebelumnya, bahkan sengaja merias wajahnya agar riasannya tampak sedikit luntur, berpikir bahwa hal itu akan membuat orang lain lebih percaya.Kemudian, dia mempersiapkan emosinya. Selagi sebagian besar karyawan Grup Mahendra belum masuk kerja, dia mengenakan masker dan berlari keluar dari lift dengan mata berkaca-kaca, lalu menaiki taksi untuk kembali ke Grup Jauhari.Chris berdiri di lantai paling atas gedung, menyaksikan wanita itu berlari ke pinggir jalan di alun-alun. Meskipun dari jarak yang begitu tinggi, dia masih bisa melihat dari belakang bahwa suasana hati Milla sedang sedih dan tertekan.Dia tak bisa menahan senyuman. Dengan bakat akting seperti itu, untuk apa Milla mendukung Sunny dulu? Jika mendukung dirinya sendiri, mungkin Milla sudah terkenal sejak lama.Saat ini, ponselnya berdering. Chris mengangkatnya."Pak Chris, dugaanmu benar. Setelah Bu Milla naik taksi, sebuah mobil langsung mengikutin
Meskipun masih banyak pertanyaan di dalam hatinya, Milla tidak punya kesempatan untuk bertanya lagi. Dia bisa merasakan dengan sangat jelas ketulusan dan hasrat pria di depannya ini. Perasaan itu membuatnya larut begitu saja dalam cintanya.....Larut malam, sepasang pria dan wanita yang kelelahan berpelukan di sofa kantor Chris, dibalut dengan selimut tipis.Di luar kembali turun hujan. Kantor begitu tenang dan damai, sangat cocok untuk mengobrol dari hati ke hati.Milla masih terhanyut dalam gejolak emosi yang baru saja dia alami. Kemudian, dia memutuskan untuk membuka suara duluan."Ehem." Milla berdeham.Chris mengulurkan tangan, menyibakkan rambut di telinga Milla. "Perlu dinaikkan suhunya supaya nggak terlalu dingin?""Aku mau tanya sesuatu. Ini serius." Milla memasang ekspresi serius. Pria di belakangnya lantas mengangguk sambil menyandarkan dagunya ke atas kepala Milla."Apa orang-orang yang kamu tinggalkan di ruang rapat itu masih menunggumu?" tanya Milla."Kamu cuma mau tanya
Di dalam mobil, Milla merasa dirinya semakin dekat dengan kebenaran. Di dadanya seperti ada api yang membara dan 20 menit terasa sangat panjang.Akhirnya, dia tiba di Grup Mahendra. Dia naik lift ke lantai paling atas. Saat melihatnya datang, Wilson lagi-lagi terkejut."Bu Milla, kenapa ke sini?""Chris ada di dalam?" tanya Milla sambil menatap pintu ruang rapat yang tertutup."Ya."Milla mengamati ekspresi Wilson. Meskipun terkejut, ekspresinya tak seperti orang yang berbohong."Oke, aku tunggu dia." Milla tak berbicara panjang, langsung melangkah ke ruang tamu di seberang dan duduk di sofa untuk menunggu.Wilson tak berani bersikap ceroboh. Dia segera menuangkan air untuk Milla, lalu melangkah masuk ke ruang rapat dengan hati-hati.Lima menit kemudian, pintu ruang rapat terbuka. Chris melangkah keluar dengan cepat, langsung menuju ke arah Milla.Melihatnya muncul, Milla merasa beban berat di dadanya akhirnya sirna. Selama Chris benar-benar berada di Grup Mahendra, maka semua kemungki
Milla diam-diam menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan sesak di dadanya. "Itu hak dia.""Benar sekali." Bertrand mengangguk, lalu menyalakan mobil.Namun kebetulan sekali, mobil Chris berada di depan dan mobil Bertrand di belakang. Mereka terus searah sepanjang jalan.Hingga akhirnya mereka melihat sendiri mobil Chris berbelok masuk ke sebuah kompleks apartemen sederhana, barulah mobil mereka mengambil arah yang berbeda.Saat itu pula, Bertrand menerima telepon dan segera menepikan mobil ke sisi jalan. Dia tersenyum sambil berujar dengan tidak enak hati, "Aku angkat telepon sebentar di luar. Maaf, tunggu sebentar ya."Milla mengangguk.Bertrand keluar dari mobil untuk menjawab telepon. Milla pun menoleh ke arah gerbang kompleks di seberang jalan. Telepon Bertrand berlangsung cukup lama, tetapi Milla tak melihat mobil Chris keluar lagi.Itu berarti, dia masuk ke rumah perempuan itu ....Kalaupun Chris hanya bersikap sopan mengantar perempuan itu pulang, tak seharusnya dia tinggal
Tak lama kemudian, pintu kantor terbuka. Bertrand masuk dan mengangguk sopan sambil berterima kasih kepada asisten yang membukakan pintu. Wajah asisten itu langsung memerah. Kemudian, dia buru-buru mundur dan keluar.Setelan jas hitam yang pas badan, dipadukan dengan sweter leher tinggi warna putih. Bertrand adalah pria yang paling memesona dengan balutan hitam putih yang pernah dilihat Milla, tidak ada tandingan. Aura elegannya alami dan menawan, tak heran membuat si asisten wanita tak mampu menahan pesonanya."Pak Bertrand, ada urusan apa datang selarut ini?" Milla tersenyum sambil menuangkan teh untuk Bertrand."Dari mana kamu tahu aku suka teh?" tanya Bertrand."Tebak saja." Milla tersenyum tipis. Orang yang kondisi tubuhnya tidak terlalu baik biasanya tidak terbiasa minum kopi, jadi dia menebak Bertrand lebih suka teh."Ehem ... terima kasih." Bertrand menutupi mulutnya dengan saputangan. "Tapi, nggak perlu repot-repot. Aku hanya mampir sebentar dan berniat mengajakmu makan malam.
Mobil berhenti di pinggir jalan dan memercikkan genangan air. Shania yang kaget saat tetesan air itu mengenai betisnya pun langsung meloncat menjauh.Namun, pintu mobil terbuka dan terlihat orang yang keluar adalah Wilson. "Pak Chris menyuruhmu masuk ke mobil.""Pak Chris?" tanya Shania yang makin panik."Ayo masuk," desak Wilson.Shania tidak berani menolak pun membuka pintu belakang dan masuk ke dalam mobil, lalu duduk di samping Chris dengan gemetar. "Pak Chris, maaf, aku sudah basah kuyup. Nanti mobilmu akan kotor .... Sebaiknya aku turun saja ... kantor juga sudah dekat ....""Sudah waktunya pulang kerja, kenapa kamu kembali ke kantor?" tanya Chris sambil mengangkat kepala dan memberikan isyarat mata pada Wilson.Melihat isyarat itu, Wilson pun berbalik dan menyerahkan sebuah handuk pada Shania."Target penjualanku untuk minggu ini belum tercapai, pulang rumah pun merasa gelisah. Jadi, aku ingin lembur ...," jawab Shania sambil menundukkan kepala untuk berterima kasih pada Wilson.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments