All Chapters of Reinkarnasi Dewa Terkuat: Chapter 371 - Chapter 380

Meskipun You Qianxue berulang kali mengatakan bahwa ia ingin membunuh Qin Yun, itu sebenarnya hanya karena marah. Sebenarnya, ia hanya ingin memberi pelajaran pahit, memperingatkan akibat dari "mengintip" dirinya saat itu. Siapa sangka, Qin Yun justru memilih menghadapi teknik pedangnya secara langsung. Itu benar-benar seperti mencari mati. Tepat ketika hatinya kalut dan tidak berani membuka mata untuk melihat, tiba-tiba aura tak terjelaskan mengalir dari arah depan. Aura itu seperti pendekar pedang sejati yang tiada tanding, melintasi sungai dan pegunungan. Bagaikan pedang agung yang keluar dari sarungnya. You Qianxue tak bisa menahan diri untuk membuka matanya. Saat itu ia melihat Qin Yun bangkit, dikelilingi aura yang belum pernah ada sebelumnya. Niat pedang yang menggetarkan keluar dari ujung jarinya, lalu diarahkan ke pusaran cahaya pedangnya sendiri. Engah! Teknik pedangnya yang sempurna hancur seketika. Cahaya pedang memenuhi langit, namun semuanya runtuh seper

“Qin Yun, kenalkan. Ini Huang Zhan dari Xuan Yicheng, dan ini Lu Feng, Tuan Muda dari Kota Baiyu. Aku sendiri Bai Jing dari keluarga Bai di Kota Skydome.” Huang Zhan mengangguk ramah. Lu Feng hanya mendengus dan memalingkan wajah. “Ayo lanjutkan perjalanan.” Dengan isyarat dari Mu Qinyue, mereka pun melangkah. Sepanjang jalan, Bai Jing dengan antusias berbincang dengan Qin Yun. “Kami hampir mati diserang prajurit Kota Wei dan orang-orang dari Sekte Guixian. Mereka benar-benar kejam. Mereka memburu semua murid Kota Awan. Kami jadi tak bisa fokus memburu binatang berdarah, sampai sekarang belum mengumpulkan cukup kristal darah.” Qin Yun mengangguk pelan. Ia tahu Bai Jing, meski tampak ceria dan polos, hatinya hangat dan tulus. Sementara itu, Lu Feng tampak terus mencari kesempatan berbicara dengan Mu Qinyue. Jelas dia punya rasa pada wanita itu. Di pinggiran hutan pegunungan ini, binatang berdarah mulai jarang terlihat, dan vegetasi semakin lebat. Tempat yang ideal untuk

Mu Qinyue bertarung melawan Raja Serigala sendirian. Cahaya pedangnya cemerlang, berusaha menyelesaikan pertarungan secepat mungkin. Namun sang raja sangat licik. Ia terus bergerak lincah, membuat serangan Mu Qinyue tidak efektif dan beberapa kali membuatnya nyaris celaka. Di sisi lain, Lu Feng bertarung melawan pemimpin serigala berbintik perak. Ia terluka, tapi masih bisa bertahan meski kesulitan. Sementara itu, Huang Zhan dan Bai Jing nyaris tak berdaya. Mereka dikepung oleh hampir sepuluh Serigala Hantu Punggung Besi biasa dan satu pemimpin serigala. Mereka terus mundur, tak mampu memberi bantuan. Awalnya, mereka berharap bisa cepat membunuh satu dua ekor untuk mengurangi tekanan. Tapi para serigala itu cerdas. Mereka tidak bertarung langsung dan justru terus menunggu celah, membuat Huang Zhan dan Bai Jing kelelahan. Situasi menjadi kritis. Kawanan serigala seolah ingin memangsa mereka semua. "Kalau terus begini, kita semua akan mati di sini. Kalian harus membuka jalan ke

“Qin Yun! Cepat bantu aku!” Lu Feng berteriak panik, tak lagi peduli rasa malu. Qin Yun hanya melirik. Menyelamatkan dia? Orang ini terlalu tak tahu malu. Dulu mencaci maki, sekarang minta pertolongan? “Qin Yun, kita sama-sama jenius dari Kota Awan. Aku cuma mengujimu. Aku tidak bermaksud buruk.” Lu Feng mulai memelas. Namun Qin Yun hanya tersenyum tipis. “Bukankah kau bilang aku sampah? Ayo, tunjukkan perbedaan kita. Aku lihat dari pinggir saja.” “Kau…” Lu Feng hampir muntah darah karena marah. Namun dia tahu, tanpa pertolongan, hidupnya tinggal menunggu waktu. “Qin Yun, aku mengaku salah. Tapi kita dari Kota Awan. Tolong... dan Mu Qinyue juga ada di sini…” “Oh, kau baru ingat Nona Mu Qinyue?” Qin Yun menyeringai. Ia tak peduli dengan Lu Feng. Lalu melesat ke sisi Mu Qinyue. “Mu Qinyue, apa kamu butuh bantuan?” katanya tenang. “Apa maksudmu?” Mu Qinyue kaget. Qin Yun masih sempat bercanda? “Geser.” Qin Yun melangkah maju. Pedang karatnya memancarkan kilatan cah

"Aku membacanya dari buku 'Teori Evolusi Binatang Buas Darah' di perpustakaan Istana Suci Darah, bab sembilan, bagian 'Bukaan Titik Akupuntur'. Disebutkan bahwa serigala berpunggung besi menyerap energi langit dan bumi melalui titik di alis mereka, dan itu juga jadi titik paling lemah mereka." Mu Qinyue terdiam. Ia juga sering ke perpustakaan Istana Suci Darah, tapi tak pernah menyentuh buku-buku semacam itu. "Tapi, meski tahu kelemahan itu, bagaimana kau bisa menyerang Raja Serigala Punggung Besi yang sudah memasuki kegilaan kedua?" Qin Yun tersenyum tipis. "Itu karena garis keturunanku. Aku bisa menganalisis jalur serangan lawan dan membuat respon lebih cepat." "Garis keturunan macam apa itu..." gumam Nona Mu Qinyue, tak bisa berkata-kata. Dia tahu bahwa garis keturunan peringkat kelima, Naga Hitam. Itu Qin Yun tunjukkan saat di Ujian Masuk Akademi Tianwei. Tapi saat itu, Qin Yun hanya menggunakan Garis Darahnya untuk menekan, bukan membaca gerakan. Tapi ia tahu, menanyakan