Zya spontan membuka mulut dan melebarkan kedua bola matanya. Sedetik kemudian, dia menutup mulut dengan kedua tangannya. “Nyonya, saya ….” Zya tidak tahu harus berkata apa. “Kau pantas mendapatkannya,” tukas Ken penuh kebanggaan. “Aku setuju. Aku akan menjadi atasan yang tidak baik jika terus menyembunyikan kemampuanmu sebagai asisten pribadiku, padahal kau bisa berkembang lebih baik,” ucap Sydney dengan tulus. Zya tidak bisa menahan air mata harunya. Namun karena sadar masih di tengah pesta, Zya segera menghapusnya. Tidak lama kemudian, Morgan kembali masuk ke dalam ballroom. “Kau sendirian?” tanya Ken langsung sambil mengintip ke belakang Morgan, memastikan ada atau tidaknya Andrew. Morgan mengikuti arah pandang Ken, sebelum akhirnya mereka kembali saling menatap. Pria itu mengangguk. “Om Andrew?” tanya Sydney, secara tidak langsung mewakili rasa penasaran Ken. “Ah, Om Andrew dapat telepon darurat dari rumah sakit,” jawab Morgan seraya tersenyum tipis. “Kalian membicarakan
Terakhir Diperbarui : 2025-08-12 Baca selengkapnya