Setelah itu, Bu Btaari memberikan air minum pada Naya, menceritakan secara lengkap awal muka dendam itu berasa, hingga kesakitan Lingga dalam mencari Naya. Semua Bu Nyari jelaskan dengan lugas, karena ingin menyadarkan putrinya dengan kenyataan yang sesungguhnya. Bukan tak ingin melepas Lingga, atau tak memikirkan kebahagiaan Naya, namun itu semua karena Bu Btari tau, hanya Lingga yang bisa mencabut belati itu di hati Naya. "Tapi, Bu ... Apa pantas, jika Nendra yang tak tau apa-apa menjadi korban juga? Anakku ... Cucu ibu, menjalani hidupnya betahun-tahun dengan penantian akan hadirnya papa kandungnya! Apa ini adil untuknya?" "Nak!" "Ini tidak adik, Bu! Anak sebaik Nendra tidak pantas merasakan kesakitan itu! Kenapa semesta menghukum kami!" "Maka dari itu, kembalikan masa itu! Hendra mau kalian bersama!" lirih Bu Btari. "Bu, Nendra, Bu!" lirihnya, "Dia menderita selama ini!"Bu Btari langsung memeluk putrinya itu dengan lembut, mengusapnya dengan penuh kasih sayang, "Pelan-pela
Terakhir Diperbarui : 2025-06-16 Baca selengkapnya