All Chapters of DIBENCI KELUARGA DICINTA RAJA MAFIA: Chapter 501 - Chapter 510

"Ibu, Papa belum pulang?"Pertanyaan Arthur membuat Serena menoleh. Sang putra berjalan limbung ke arahnya. Perempuan itu sedang duduk di balkon. Memandang bulan menggantung di atas sana.Perasaaanya gelisah. Sejak Al pamit dinas, tak sedetikpun Serena memejamkan mata. Entah kenapa dia sangat cemas dengan kepergian Al kali ini."Belum, Sayang. Kenapa? Arthur tidak bisa tidur karena Papa?"Bocah itu mengangguk. Dia lantas duduk di pangkuan sang ibu yang mengenakan gaun tidur dua lapis yang terikat rapi."Kita doakan Papa pulang dengan selamat ya. Tidak terluka."Arthur mengangguk. Dia peluk tubuh Serena, menghidu aroma lembut yang membuat Arthur merasa lebih tenang."Om Paul bisa ditanya gak ya?""Om kan lagi kerja. Jangan diganggu, nanti fokusnya hilang," saran Serena.Serena tahu untuk beberapa kesempatan Paul dan yang lainnya memang akan fokus pada tugas masing-masing.Arthur bergumam kecewa. Dia lantas merapatkan tubuhnya ke Serena. Memeluknya kian erat. Tak berapa lama ponsel boca

Kehebohan pindah ke laboratorium Max. Di mana Al dengan tergesa menyerbu masuk ke tempat di mana Serena diperiksa.Begitu melihat Al, Serena langsung bangun. Kecemasan di wajahnya sirna seketika. "Rio!" Panggilnya dengan mata berkaca-kaca. Satu dekapan hangat langsung Serena rasakan.Tidak peduli bagaimana rupa dan keadaan Al, Serena memeluk erat tubuh sang suami. Kelegaan luar biasa seketika memenuhi hati Serena."Aku pikir hal buruk terjadi padamu. Aku sangat takut.""Itu yang bikin kamu kram perut?" Tanya Al setelah seorang dokter kandungan secara singkat memberi penjelasan padanya."Mungkin. Aku takut banget. Mana pernah kamu dinas semalaman gak pulang.""Yang penting aku gak mampir ke rumah wanita lain."Serena langsung melepas belitan tangannya di pinggang Al. "Coba saja lakukan. Kita lihat siapa yang bakal menangis.""Ya jelas aku. Cukup hari itu kamu tinggalin aku. Gak ada lagi pisah-pisahan."Serena merengut tapi tangannya kembali melingkar di pinggang Al. Pria itu tersenyum

Siang hari keadaan berubah hectic. Berita meninggalnya presiden menyebar dengan cepat. Kebanyakan menyebut kejadian itu sebagai pembunuhan. Tapi pernyataan resmi menyebut kalau presiden Dimitri Medvedev gugur. Ketika menyelamatkan para ilmuwan yang terkurung di fasilitas penelitian di bendungan Karabi, kawasan pegunungan Baciata.Satu pernyataan dua kabar sekaligus diberikan. Pertama bakal adanya rezim baru pemerintahan. Kedua pengakuan pemerintah akan kebenaran kalau fasilitas penelitian nuklir di bendungan Karabi memang benar adanya, bukan rumor semata.Gio Abraham bergerak cepat memimpin rapat parlemen darurat. Pemilihan presiden harus dilakukan segera. Posisi pemimpin tidak boleh kosong terlalu lama.Selain itu, mereka juga harus menghandle pemberitaan yang berkembang liar, soal perpecahan dalam parlemen hingga banyak anggota yang mengundurkan diri. Atau lebih tepatnya disingkirkan.Al paham akan banyak pihak yang menuntut penjelasan. Tapi dia juga punya cara untuk membungkam mer

Di sebuah bandara pribadi, sebelah timur laut ibu kota. Satu private jet siap lepas landas. Sang pilot dan awak pesawat tinggal menunggu landasan clear.Alterio dengan Serena berjalan di sampingnya, menuju ruang tunggu ekslusif. Di mana seorang perempuan yang duduk di kursi roda, mendadak menegakkan tubuh begitu melihat kedatangan Alterio."Ada apa, Bu?" Mateo mengalihkan pandangan dari ponselnya.Ponsel yang layarnya masih menampilkan foto Jesica Miria dalam balutan gaun pengantin sederhana, tapi sangat menawan waktu dikenakan.Pria itu berulang kali menghela napas. Guna menepis sesak di dada. Mau tidak mau, dia harus mau melepas Sica ke pelukan Alex Ferguso. Lelaki yang Mateo akui begitu gentle, tidak seperti dirinya yang seorang pecundang.Harus Mateo akui kalau Alex berhasil mendapatkan Sica dengan cara yang elegan. Tanpa paksaan, tanpa keributan, tanpa perdebatan. Alex hanya perlu diam di samping Sica. Membiarkan bayangan dirinya perlahan masuk ke hati Sica. Mengisi celah sempit

Sebuah kebetulan ketika Max ingin membantu tuan Medvedev senior menemukan putrinya. Sebab setelah ditelusuri oleh Paul dan Beita, ketika Dimitri mendorong Gina ke laut dari tebing setinggi sepuluh meter, tidak ada jasad ditemukan.Tidak ada laporan dari penduduk yang menemukan korban tenggelam. Dilihat dari topografi tempat Gina ditenggelamkan, hanya ketinggian yang mengancam nyawa Gina. Selebihnya aman.Tak dijumpai karang dan batuan runcing menyambut tubuh Gina. Tempat itu juga bebas dari kawanan hiu atau predator laut. Jadi Max berkeyakinan kalau Georgina Medvedev masih hidup.Opsi terakhir yang Max miliki adalah meminta bantuan Mr Brain. Namun ketika Max menghubungi Mr Brain, sang profesor menolak mencari tahu di mana Gina berada.Max yang sangat penasaran dengan Mr Brain, dengan bantuan Paul, Beita dan ... Arthur mampu melacak lokasi laboratorium Mr Brain. Tidak meleset dugaan Beita saat itu.Laboratorium Mr Brain tersembunyi di antara puncak pegunungan Alpen yang dingin. Ketika