"Itu Ibu!" Teriak Ivander penuh semangat.Hari itu, Ben dan Ivander berinisatif menjemput Tere di kantornya. Saat mereka tiba, Tere baru keluar. Ben sudah ingin berteriak sambil melambaikan tangan.Sampai dia melihat seorang pria menyapa Tere. Keduanya berbincang sangat akrab. Bahkan Tere sampai tersenyum lebar menanggapi lawan bicaranya. Ben tertegun, baru kali ini dia sadar kalau Tere sangat cantik jika tersenyum. Pasalnya selama ini Tere selalu judes padanya. Padahal mereka pernah melewati malam panas berdua. Hingga lahirlah Ivander.Tapi perempuan itu selalu memasang aura permusuhan di antara mereka. Entah apa salahnya. Padahal malam itu, Tere yang memulai. Tere yang agresif duluan, kenapa juga harus marah.Kalaupun Tere sampai hamil, itu berarti salah perempuan itu. Ben memang brengsek. Bagaimana mungkin dia justru menyalahkan Tere. Padahal perempuan itu sudah susah payah melahirkan putranya.Membesarkannya, merawatnya, membiayainya seorang diri. Bisa-bisanya Ben malah menyudutk
Last Updated : 2025-09-11 Read more