Semua Bab Istri Tawanan Tuan Tiran: Bab 211 - Bab 220

Allesa hampir saja teriak. Tapi tenggorokannya tercekit sehingga membuat dia tidak bisa mengeluarkan teriakannya. Bagaimana tidak? Dua mata dia yang telah terbuka dan langsung mendapatkan Algazka yang tengah memandangnya dari jarak super dekat dan itu sudah bikin Allesa super jantungan.Suasana pagi yang cerah dengan sinar matahari mulai menyorot ke dalam kamar Allesa. Dan pada saat itu tepat Allesa membuka kedua matanya dan mendapatkan wajah Algazka yang memenuhi pandangan dia.Algazka benar-benar memandangi Allesa seakan mengikis jarak diantara mereka."Ka-Kamu ngapain?" tanya Allesa mematung pada posisinya.Posisinya yang miring dan Algazka yang berjongkok di dekat kasur memandangi pemandangan indah bagi dirinya. Sangat nyaman ketika kamar dia ditempati oleh gadis yang membuat hatinya merasakan jatuh cinta setiap saat.Tidak bermaksud membual, tapi memang begitu lah yang Algazka rasakan. Bahkan dia sendiri kesulitan dalam mencerna pera

Halaman belakang rumah Algazka yang luas sudah disulap dengan hiasan Calla Lily putih yang hampir memenuhi seluruh pandangan Allesa. Nuansa yang sangat cantik dan membuat Allesa tidak menyangka bahwa dia berada di rumah Algazka.Padahal saat Allesa dan Reina duduk di halaman belakang malam kemarin, Allesa sama sekali tidak melihat pergerakan bahwa halaman itu akan dibuat dengan tampilan secantik mungkin. Semua tetap berjalan seperti biasanya, tapi ternyata Algazka jauh lebih mempersiapkan dari apa yang Allesa bayangkan.Allesa masih tidak henti-hentinya memandangi dekorasi indah yang dipilih Algazka. Tidak ada sudut yang tidak Allesa sukai. Nuansa putih dengan sentuhan hijau daun membuat Allesa berada di dalam negeri dongeng.Meja-meja bundar dengan alat makan lengkap juga sudah di duduki oleh beberapa kenalan dekat Algazka. Allesa memang tidak mau mengundang banyak orang karena baginya keluarga sudah cukup untuk menjadi saksi atas acara mereka. Tapi biar

Allesa yang sudah selesai mengganti pakaiannya keluar dari kamar yang sempat dijadikan sebagai tempat ruang rias dan mengganti busana dirinya sejak tadi. Nadya dan Almana sudah lebih dulu keluar ke tempat acara untuk menyambut tamu undangan yang hadir.Sementara Allesa masih belum keluar. Tadi ada beberapa tamu undangan yang dikenalkan juga oleh Algazka dan hampir dari semua itu adalah teman bisnis Algazka. Beberapa teman Algazka yang baru juga Allesa temui. Merasa senang karena sekarang dia telah menyandang sebagai status istri Algazka apalagi suaminya itu sekarang tidak malu memperkenalkan Allesa.Dia bahkan yang lebih antusias mengenalkan pada tamu yang sudah hadir. Allesa semakin dihargai atas keberadaannya.Tatapan Allesa celingak-celinguk mencari dimana Daskar. Ada yang ingin Allesa tanyakan tentang suara teriakan yang sempat dia dengar."Amira." Allesa memanggil Amira yang sedang membawa nampan berisikan minuman. Gaun cantik juga telah mele

"Kita adalah kakak dan adik yang nggak bisa diputuskan begitu aja." Allesa berkata dengan senyuman. Ingin sekali dia merasakan ada sosok kakak yang seharusnya dia dapatkan dari Alano. Hanya saja selama ini Alano tidak pernah menganggap dia sedetik pun. Entah apa yang membuat rasa benci itu semakin meningkat dan sering membuat Allesa sedih. Namun yang Allesa pastikan hubungan darah diantara mereka tidak akan pernah ada yang bisa menghilangkannya. "Jadi mau aku udah jadi istri sekarang, aku kan tetap adik Kak Alano. Dan aku selalu menganggap Kak Alano sebagai kakak aku. Makasih juga kamu udah datang hari ini. Aku senang banget lihatnya." Allesa menatap haru. Hari pernikahannya yang akhirnya disaksikan oleh seluruh keluarga dia. Semua menjadi sempurna karena Allesa pernah menyangka kalau Alano tidak akan mau hadir di hari bahagianya. Alano yang mendengar itu masih diam. Dia hanya menatap Allesa yang tersenyum ke arah dirinya.

Pintu ruangan dibuka dan itu membuat penghuni di dalamnya menoleh ke arah pintu. Dia langsung berjalan melangkah mendekati dan tidak lama ...PLAKKK! Sebuah tamparan dilayangkan ke wajahnya."Nona Nastazie!" Daskar terkejut ketika Zie memberikan tamparan pada Algazka. Apalagi saat dia membawa Algazka ke ruang dimana tempat itu dijadikan tempat tahanan untuk Zie."APAAA?" Zie berteriak menatap Daskar yang ingin mendekatinya.Tapi Algazka mengangkat tangannya dan mencegah agar Daskar tidak mendekat. Dia mengisyaratkan agar penjaganya lekas keluar karena dia ingin berbicara pada Zie. Apalagi setelah perempuan itu yang melepaskan tamparannya."Pergi lo dari sini. Lo emang dari dulu selalu cari masalah sama gue!" Zie berbicara ketuas pada Daskar yang akhirnya memilih untuk keluar. Tapi sebelum itu dia melemparkan tatapan tajam pada Zie yang sudah seenaknya berbuat kasar pada tuannya. Namun yang seperti biasa kalau Zie tidak pernah takut dengan