Lahat ng Kabanata ng Senõrita Sang Vampir Mafia : Kabanata 41 - Kabanata 50

Raven menatap berkas yang ada di meja. Di dalamnya, ada berbagai data rekayasa yang telah mereka siapkan. Rekaman transaksi palsu antara Lucas dan kartel narkotika, dibuat dengan deepfake suara dan manipulasi dokumen. Saksi palsu yang siap bersaksi bahwa Lucas adalah bagian dari jaringan kejahatan. Jejak keuangan palsu, seolah-olah Lucas telah menerima suap dari dunia hitam. "Kita akan membuatnya terlihat seperti iblis yang lebih buruk daripada aku. Bahkan keluarga Vanderbilt sendiri akan mempertanyakan kesetiaan menantu mereka." ucap Raven penuh keyakinan."Tak ada yang lebih menyakitkan bagi keluarga bangsawan selain kehilangan nama baik mereka," Raven menyilangkan kaki."Kita akan menyebarkan rumor bahwa selama ini, Lucas Hernandez adalah petugas kepolisian yang tercela. Terlibat sindikat perdagangan manusia, dan kegiatan kriminal yang terlindungi status sebagai polisi. Sebuah kebohongan yang cukup besar, tetapi sangat mungkin dipercayai oleh masyarakat." Hector tersenyum tipis.

Di suatu tempat tersembunyi di bawah tanah, jauh dari pengawasan pihak berwenang, markas organisasi kriminal milik Raven Drachov berdenyut dengan ketegangan. Seorang pria dengan jas hitam panjang dan bekas luka di pelipisnya berdiri tegak di hadapan meja besar, di mana beberapa peta dan rancangan strategi telah disusun. Hector, tangan kanan Raven, menggeser beberapa bidak di atas papan strategi, menggerakkan simbol-simbol yang menandakan pergerakan mereka ke kediaman Vanderbilt. "Seperti yang kita ketahui, keluarga Vanderbilt memiliki perlindungan yang ketat. Pengawal-pengawal mereka bukan orang sembarangan, dan kita tidak bisa asal menerobos masuk tanpa rencana matang," suara Hector dingin dan tajam. Dari sudut ruangan, seorang pria lain, seorang sniper bayaran bernama Klaus, mendengus kecil."Tapi bukan berarti mereka tidak bisa ditembus. Aku bisa menargetkan kepala keamanan mereka dulu. Jika kita berhasil mengeliminasi pertahanan terkuat, sisanya akan lebih mudah. Namun berjanjil

Seorang pria, beriris hijau zamrud. Lucas. Dalam perjalanan menuju kantor polisi, ia menyadari satu hal. Dia dan istrinya telah dijebak, dan itu semua karena mereka mencampuri kehidupan seorang Raven Drachov. Di menit-menit terakhir sebelum ia benar-benar dijebloskan ke penjara, Lucas memutuskan. Ia akan kabur dari hukuman yang tak seharusnya ia terima. Ia menyerang polisi yang menahannya, merusak borgol, serta mencuri mobil petugas kepolisian. Ia akan mempercayai Selenia. Ia rela menjadi buronan di mata dunia, asal tetap bersama Selenia. Lucas memacu mobil curian itu dengan kecepatan penuh, jantungnya berdegup liar di dalam dada. Napasnya memburu, bukan karena ketakutan, tetapi karena amarah yang mendidih dalam darahnya.  Di kursi penumpang, Selenia masih pingsan, tubuhnya lemah setelah menyaksikan keluarganya dibantai di depan mata

Percaya. Ia harus percaya, bahwa sang Dewi penghakiman itu ada. Librae itu hadir, sang Dewi dapat menyelamatkannya. Bahwa ia adalah titisan Librae. "Kumohon.... Selamatkan kami... A-Aku percaya bahwa kau ada, wahai sang Dewi" Bisik Selenia diantara nafas yang terputus. Saat napasnya hampir hilang sepenuhnya, dunia di sekitar Selenia terasa melambat.  Udara dingin yang menusuk tulangnya bukan lagi berasal dari malam yang kejam, melainkan dari sesuatu yang lebih dalam, lebih suci, lebih mengerikan.  Mata Selenia terbuka lebar, tak lagi hanya melihat Raven yang mencekiknya dengan kejam. Tapi di belakang sosok vampir itu, ada sesuatu yang lain.  Cahaya kebiruan berpendar, berputar bagai lingkaran takdir.  Lalu, suara itu terdengar.  "Bangkitlah, wahai titisanku."  Suara y

Dalam keputusasaan mereka, datanglah seorang pria tua, pemilik sebuah toko sembako kecil. Ia mendekati Selenia dengan tatapan licik, senyumannya dipenuhi nafsu.   "Kalian ingin makan, bukan?" katanya, suaranya rendah dan menjijikkan.  Lucas langsung merasa tak nyaman. Ia melangkah maju, melindungi Selenia, tapi pria itu mengabaikannya dan tetap menatap wanita bersurai putih itu.  "Aku bisa memberimu uang... dan makanan yang cukup untuk bertahan beberapa hari. Syaratnya mudah, nona cantik," bisiknya seraya menjilat bibirnya yang kering. "Temani aku malam ini."  Jantung Selenia berdegup keras. Ia mundur selangkah, merasa jijik.  "Tidak. Aku tidak akan melakukan hal seperti itu." Suaranya gemetar, tapi tegas.  Lucas langsung menarik Selenia ke belakangnya. "Jaga mulutmu, Bajinga