"Raven?" Tanya wanita itu, lembut.Jari-jari Raven yang mencengkeram pergelangan Selenia menegang. Suara itu… terlalu lembut. Terlalu asing. Matanya yang merah delima menatap dalam ke iris biru itu, mencari sesuatu. Namun yang ia temukan hanyalah kehampaan. "Kau memanggil namaku seolah aku ini siapa?" Suaranya rendah, dingin, penuh kecurigaan. Jemarinya bergerak naik, mencengkeram rahang Selenia, memaksanya untuk menatapnya lebih dekat. "Jangan bermain-main denganku, Selenia. Jika kau ingin mati, katakan. Jika kau ingin lari, coba saja." Ia menyeringai, menggeser wajahnya ke dekat telinga wanita itu. "Atau… kau akhirnya sadar bahwa hanya aku yang tersisa untukmu?" Selenia tetap diam, ekspresinya nyaris tak berubah. Raven menatapnya dalam, lalu tertawa kecil—gelap, sinis. "Menarik."Wanita dengan surai putih pendek itu menyingkirkan tangan Raven dari rahangnya. Suara rantai kembali berderak pelan. Ia merangkak menjauh, ke permukaan tanah dengan salju lebih tebal. Setelahnya be
Huling Na-update : 2025-07-08 Magbasa pa