Alisha menatap Zayden dalam-dalam. Kalau dia mengingat kejadian itu, sebenarnya dia merasa lucu. Seharusnya saat itu dia ingin menenangkan diri, tetapi dia malah menenangkan orang lain. Kemudian, Alisha menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri dan tertawa kecil. “Awalnya… aku memang sempat mikir buat mati,” ucapnya pelan, hampir seperti gumaman. Tawa Alisha terhenti. Sorot matanya melembut, sementara Zayden mengangkat sudut bibirnya dalam senyum miris. “Tapi… aku pengecut. Aku takut,” lanjutnya, sambil menundukkan kepala. “Takut kalau aku benar-benar melakukan ha itu.” Hening sejenak. “Aku bahkan bertanya pada diri sendiri. Apa aku benar harus selesai di situ?” ucapnya lagi. Suaranya terdengar berat. Zayden menarik napas dalam, lalu menghela perlahan. “Dan tiba-tiba… ada seorang wanita. Entah dari mana, datang.” Kepalanya terangkat, mata itu menatap langsung ke arah Alisha. “Datang, ceramah, sok akrab, seperti sudah kenal lama.” Dia tertawa kecil. Zayden menggeleng pelan, seaka
Last Updated : 2025-05-15 Read more